adjar.id - Apa yang dimaksud dengan kecerdasan emosional? Apakah Adjarian sudah tahu?
Di zaman yang sudah maju ini, setiap orang dapat dengan mudah mengakses ke berbagai sumber informasi, Adjarian.
Bagi orang tua, itu menjadi salah satu ketakutan.
Sebab, orang tua mungkin bisa menjaga anak-anaknya secara fisik atau yang terlihat oleh mata.
Namun, tidak semudah itu untuk mengontrol anak-anak dalam mengakses smartphone yang pengaruhnya dari mana-mana.
Oleh sebab itu, mengembangkan kecerdasan emosional sangat penting.
Baca Juga: Mengapa Kesadaran akan Kesehatan Mental Itu Penting?
Mengembangkan kecerdasan emosional seseorang sejak dini, yakni dari masa anak-anak dapat menjadi alat pengendalian diri agar anak tidak terjerumus ke tindakan yang melanggar.
Dengan memiliki kecerdasan emosional sejak dini, seorang anak dapat terhindar dari perilaku yang dapat merugikan dirinya sendiri, orang lain dan makhluk lain di sekitarnya, Adjarian.
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar dan menempati posisi strategis dalam pengembangan sumber daya manusia.
Nah, lalu bagaimana cara melatih kecerdasan emosional sejak dini untuk kesehatan mental, ya?
Selama ini kita mungkin lebih familier dengan kecerdasan akademik.
Padahal jika kita membicarakan tentang kondisi emosi, memiliki kecerdasan emosional sangat penting terutama bagi anak-anak, Adjarian.
Untuk bisa sukses di masa depan dan untuk bisa menjalani hidup yang seimbang, kita harus menyeimbangkan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.
"Memang kecerdasan emosional ini bukan sesuatu yang datang tiba-tiba. Hal tersebut tidak datang bersamaan dengan anak lahir tanpa diupayakan suatu apapun," ungkap Listiyani Wahyuningsih, M.Psi., Psikolog Anak dari Honeybee Children's Wellbeing Centre, Jakarta saat diwawancara oleh tim adjar.id.
Baca Juga: Cara Menyalurkan Emosi secara Sehat untuk Menjaga Kesehatan Mental
Namun, kecerdasan emosional dapat dilatih sejak usia dini, Adjarian.
"Kecerdasan emosional adalah sesuatu yang bisa dilatih oleh orang tua dan kabar baiknya adalah ini bisa dilatih sejak anak masih kecil," sambung Listiyani.
Listiyani juga menambahkan, "Ketika anak di usia sudah mulai bisa bicara, sebagai orang tua bisa membiasakan mereka untuk terbuka dengan emosi yang dirasakan."
Cara Melatih Kecerdasan Emosional
Nah, berikut ini beberapa cara untuk melatih kecerdasan emosional pada anak menurut Listiyani.
Anak masih banyak melakukan imitasi dalam proses pembentukan karakter dan pencarian jati diri, Adjarian.
Oleh sebab itu, pengaruh orang tua serta orang lain yang ada di sekitarnya sangatlah besar.
Memperkenalkan ragam emosi pada anak dapat berpengaruh baik karena seorang anak dapat memahami apa saja jenis-jenis emosi yang bisa kita rasakan.
"Orang tua bisa mulai dengan memperkenalkan ragam ragam emosi-emosi itu apa aja, sih. Kita juga bisa pakai kartu Montessori yang dipakai untuk memperkenalkan jenis emosi ke anak," terang Listiyani.
Baca Juga: Sering Olahraga di Pagi Hari? Inilah 3 Manfaat Olahraga di Pagi Hari
Setelah anak mengenal macam-macam ragam emosi, orang tua bisa menjelaskan kapan dan tanda-tanda saat emosi tersebut muncul.
"Setelah itu, dijelaskan juga misalnya emosi senang itu munculnya ketika apa, emosi sedih munculnya ketika apa dan tanda-tandanya apa," ungkap Listiyani.
Listiyani menambahkan, "Harapannya anak tidak hanya tahu teori tentang emosi, tapi mereka juga merefleksikan kondisi diri mereka dengan emosi emosi tertentu."
Listiyani juga berharap, ketika anak sudah lebih paham tentang emosinya mereka bisa menyatakan secara lisan, Adjarian.
Sebab menurutnya, salah satu penyebab mengapa anak sering tantrum adalah karena mereka tidak terbiasa menyatakan emosinya secara lisan.
Baca Juga: 5 Manfaat Meditasi Mindfulness dan Pengaruhnya Terhadap Fungsi Otak
Orang tua juga bisa memperkenalkan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat anak merasakan emosi tertentu, Adjarian.
Listiyani menjelaskan, "Hindari hanya memberikan alternatif tindakan yang tidak boleh karena anak tidak akan mengerti. Ketika mereka tidak boleh melakukan hal tertentu, lalu apa yang harus mereka lakukan?"
Oleh sebab itu, orang tua harus menyeimbangkan alternatif tindakan tersebut ke hal yang lebih positif.
"Jelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, agar anak paham 'Oh ini loh yang boleh aku lakukan ketika sedang merasakan emosi tertentu dan ini yang tidak boleh aku lakukan ketika sedang merasakan emosi tertentu'," jelas Listiyani.
Dalam membangun kecerdasan emosional, orang tua diharapkan dapat menghargai dan menerima apapun emosi yang dirasakan oleh anak.
"Sebagai orang dewasa kita harus menerima apapun emosi yang dirasakan anak. Ketika dia marah, ya, minta dia untuk menjelaskan mengapa mereka marah," ujar Listiyani.
Setelah menemukan apa yang anak rasakan dan apa penyebabnya, orang tua dapat melakukan validasi perasaan atau validasi emosi, yaitu mengakui dan menerima perasaan anak.
Baca Juga: 5 Tanaman Hias dalam Rumah yang Memiliki Manfaat bagi Kesehatan
"Karena kalau kita bilang 'Udahlah jangan marah' itu akan menghambat perkembangan emosi anak di kemudian hari," terang Listiyani.
Anak yang emosinya tidak tervalidasi oleh orang tua atau orang terdekatnya akan merasa kesusahan untuk menjelaskan perasaan mereka di kemudian hari, Adjarian.
Nah, itulah yang gambaran tentang kecerdasan emosional dan beberapa cara untuk melatih kecerdasan emosional pada anak.
Jangan lupa tonton video ini, ya!
Source | : | Adjar.id |
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR