adjar.id - Salah satu tembung yang terdapat dalam bahasa Jawa adalah tembung andhahan.
Tembung andhahan merupakan suatu kata atau tembung yang terbentuk karena kata dasar mengalami proses afiksasi atau imbuhan.
Afiksasi adalah proses pembentukan kata baru dengan menambahkan imbuhan (afiks) pada kata dasar.
Tembung andhahan juga dipahami sebagai kata yang sudah mengalami perubahan dari kata dasarnya.
Perubahannya terdapat pada awal (ater-ater), tengah (seselan), dan akhir kata (panambang).
Nah, tembung andhahan dalam bahasa Jawa sangat erat kaitannya dengan tembung lingga atau kata dasar.
Kata imbuhan dalam bahasa Jawa memiliki fungsi yang sama halnya pada bahasa Indonesia.
Contoh tembung andhahan adalah gawa ditambah ake menjadi gawake.
Kali ini kita akan mempelajari tentang jenis-jenis ater-ater (imbuhan) dalam tembung andhahan.
Ater-ater adalah imbuhan yang terletak di depan kata dasar atau tembung lingga.
Yuk, kita pelajari sama-sama apa saja jenis-jenis ater-ater (imbuhan) dalam tembung andhahan!
Baca Juga: Mengenal Afiksasi, Kata yang Telah Mendapat Imbuhan
Jenis Ater-Ater (Imbuhan) pada Tembung Andhahan
1. Ater-Ater Anuswara
Ater-ater ini adalah tambahan pada awal kata, yaitu m, n, ng-, dan ny.
Penggunaan ater-ater anuswara terdapat kata yang diawali huruf konsonan, seperti p, w, t, th, c, k, dan s.
Jika huruf tersebut diberi tambahan ater-ater anuswara akan melebur atau hilang.
Contoh ater-ater anuswara, antara lain:
- Kata sambel ditambah dengan awalan ny- menjadi nyambel.
- Kata pacul ditambah dengan awalan m menjadi macul.
- Kata kancing ditambah dengan awalan ng- menjadi ngancing.
- Kata tulis ditambang dengan awalan n menjadi nulis.
2. Ater-Ater Tripurusa
Baca Juga: 4 Jenis Wuwuhan dalam Bahasa Jawa
Ater-ater tripurusa disebut dengan ater-ater dak-ko-di.
Ater-ater di dalam bahasa Jawa krama berubah menjadi dipun, karena ater-ater di- adalah jenis bahasa ngoko atau bahasa Jawa kasar.
Namun, hal tersebut tidak berlaku pada ater-ater kok- dan dak-, Adjarian.
Meski keduanya termasuk dalam bahasa Jawa ngoko, ater-ater ko- dan dak- tetap digunakan dalam bahasa Jawa krama alus maupun krama inggil.
Berikut ini merupakan contoh ater-ater atau imbuhan dalam tembung andhahan, yaitu:
- Kata jupuk ditambah dengan ater-ater di menjadi dijupuk.
- Kata tuku ditambah dengan ater-ater ko menjadi kotuku.
- Kata pangan ditambah dengan ater-ater dak menjadi dakpangan.
- Kata pundhut ditambah dengan ater-ater dipun menjadi dipunpundhut.
Demikian penjelasan tentang jenis-jenis ater-ater dalam tembung andhahan.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan ater-ater? |
Petunjuk: Cek di halaman 1. |
Tonton video ini, yuk!