adjar.id - Hasil rumusan dasar negara dalam sidang pertama BPUPKI dirumuskan dalam Piagam Jakarta.
Akan tetapi, Piagam Jakarta dalam perkembangannya tidak lagi digunakan karena adanya kontroversi.
Piagam Jakarta adalah bentuk dokumen historis yang menjadi hasil dari kompromi antara golongan nasionalis dan golongan Islam.
Piagam Jakarta ini disusun oleh Panitia Sembilan setelah sidang pertama BPUPKI.
Pada sidang pertama BPUPKI yang berlangsung pada 29 Mei sampai 1 Juni 1945, para anggota BPUPKI mengemukakan pendapat masing-masing tentang dasar negara.
Dasar negara inilah yang nantinya menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan negara.
Karena tidak adanya titik temu pada sidang pertama BPUPKI, maka akhirnya dibentuk Panitia Sembilan.
Tugas Panitia Sembilan ini adalah untuk merumuskan dasar negara yang kemudian dikenal dengan Piagam Jakarta.
Dalam perjalannya proses perumusan Piagam Jakarta, terjadi perubahan pada isi Piagam Jakarta.
Nah, berikut latar belakang perubahan isi Piagam Jakarta.
"Piagam Jakarta dikenal sebagai rancangan Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada 22 Juni 1945."
Baca Juga: Sejarah dan Tokoh Perumus Piagam Jakarta, Materi PPKn Kelas X Kurikulum Merdeka
Piagam Jakarta adalah sebuah hasil karya yang dikeluarkan dari rapat yang sudah dilakukan oleh Panitia Sembilan.
Isi Piagam Jakarta secara garis besar, yaitu tentang tujuan dan arah bernegara serta awal dari rumusan dasar negara Indonesia.
Dalam proses perumusannya, pengesahan yang harus segera dilakukan dihadapkan pada perdebatan yang terjadi antara golongan nasionalis dan Islam.
Menurut golongan nasionalis, isi dari Piagam Jakarta kurang bisa mencerminkan keragaman masyarakat Indonesia.
Perubahan terjadi pada rumusan dasar negara sila pertama pada naskah Piagam Jakarta.
Rumusan yang awalnya berisikan berbagai sila dalam Pancasila terdapat dalam naskah Piagam Jakarta.
Akan tetapi, pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI, terjadi perubahan sila pertama dalam Pancasila.
Latar belakang adanya perubahan rumusan dasar negara pada sila pertama dalam Piagam Jakarta karena beberapa wakil pemeluk agama lain merasa keberatan.
Awalnya, rumusan sila pertama berbunyi "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya".
Adanya perasaan keberatan terhadap rumusan sila pertama ini, maka diubahlah sila pertama tersebut, Adjarian.
Sila pertama akhirnya diubah dengan "Ketuhanan Yang Maha Esa", seperti yang kita kenal hingga saat ini.
Baca Juga: Sejarah Piagam Jakarta: Isi dan Perubahan yang Terjadi
Perubahan tersebut merupakan hasil musyawarah yang dilakukan dengan tujuan agar menjaga bangsa Indonesia agar tidak terpecah belah.
Beberapa faktor yang memengaruhi perubahan rumusan isi Piagam Jakarta menurut Moh. Hatta:
1. Rakyat Indonesia mempunyai latar belakang keagamaan dan kepercayaan yang beragam dan berbeda antara satu dan lainnya.
2. Moh. Hatta sebagai tokoh pendiri bangsa Indonesia menunjukkan usaha untuk menampung berbagai pendapat dan aspirasi, terutama dari perwakilan Indonesia Timur.
3. Perubahan dilakukan pada rumusan sila pertama Piagam Jakarta dilakukan untuk mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia dan mengeratkan persatuan bangsa.
"Piagam Jakarta mengalami perubahan pada sila pertama karena adanya perasaan keberatan dari wakil Indonesia Timur."
Itu tadi latar belakang perubahan isi Piagam Jakarta.
Coba Jawab! |
Apa bunyi sila pertama dalam Piagam Jakarta sebelum mengelami perubahan? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
---
Sumber: Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas X karya Abdul Waidl, dkk., Kemendikbudristek Tahun 2021.
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR