adjar.id - Demokrasi terpimpin diterapkan di Indonesia pada tahun 1959 sampai 1965.
Masa demokrasi terpimpin terjadi saat Indonesia menerapkan sistem pemerintahan yang seluruh keputusan pemerintahannya berpusat pada presiden.
Demokrasi terpimpin ini dimulai saat dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno.
Konsep demokrasi terpimpin dilakukan dengan menggabungkan prinsip-prinsip demokrasi dengan kekuasaan eksekutif yang lebih kuat.
Selain itu, pengaruh pemerintah juga menjadi lebih besar dalam mengarahkan kebijakan negara.
Dalam demokrasi terpimpin, Soekarno berpendapat bahwa demokrasi liberal dengan sistem multipartai yang ada di negara Barat tidak cocok untuk Indonesia.
Nah, penerapan demokrasi terpimpin ini memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat, Adjarian.
Yuk, simak pembahasannya!
"Konsep demokrasi terpimpin menekankan pentingnya kepemimpinan yang kuat dan karismatik dalam memimpin negara."
Beberapa kehidupan masyarakat Indonesia di masa demokrasi terpimpin dari berbagai aspek, yaitu:
1. Aspek Pendidikan
Baca Juga: Latar Belakang dan Dampak Dekrit Presiden pada Masa Demokrasi Terpimpin
Murid-murid sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah lanjutan tinggal atas pada tahun 1950-an banyak sekali jumlahnya.
Sebagian besar dari mereka juga mengharapkan adanya beasiswa dari pemerintah.
Agar mereka bisa melanjutkan pendidikannya, pemerintah kemudian menetapkan kebijakan untuk mendirikan universitas baru di setiap provinsi di Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga menambah jumlah fakultas di beberapa universitas yang sudah ada.
Untuk bisa memenuhi keinginan umat Islam, pemerintah mendirikan Institut Agama Islam Negeri atau IAIN.
Sementara untuk murid-murid yang beragaman Katolik dan Kristen Protestan didirikan Sekolah Tinggi Theologia dan seminari-seminari.
Pada tahun 1962, sistem pendidikan SMP dan SMA di Indonesia mengalami perubahan.
Dalam kurikulum SMP ditambahkan mata pelajaran Kesejahteraan Masyarakat dan Ilmu Administrasi.
Sedangkan di SMA dilakukan sistem penjurusan mulai kelas 2, jurusan ini terbagi menjadi kelas ilmu alam, sosial, dan budaya.
Pemerintah pada masa demokrasi terpimpin juga membentuk kelas khusus bagi lulusan sekolah rakyat yang tidak bisa melanjutkan pendidikan.
Para lulusan ini dididik agar dapat keterampilan di kelas khusus yang ditempuh selama dua tahun.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi Terpimpin
2. Aspek Kehidupan Sosial
Pada masa demokrasi terpimpin, dinamika politik diwujudkan dalam bentuk persaingan antarkekuatan politik yang memberikan pengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat.
Perguruan tinggi atau kampus dijadikan sebagai sarana politik oleh pemerintah.
Mahasiswa yang tidak mengikuti rapat umum atau demonstrasi akan dianggap sebagai lawan.
3. Aspek Kebudayaan
Dalam aspek kebudayaan pada masa demokrasi terpimpin banyak lembaga seni yang dibangun, di antaranya:
- Lembaga Kesenian Nasional.
- Lembaga Kesenian Rakyat.
- Himpunan Budayawan Islam.
- Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia.
Berbagai lembaga tersebut saling bersaing dan memperebutkan dominasi sesuai dengan haluan partai yang menaungi lembaga tersebut.
Baca Juga: Masa Demokrasi Terpimpin: Tujuan dan Sistem Pemerintahan
"Pada masa demokrasi terpimpin, kehidupan masyarakat Indonesia mengalami perubahan, terutama dalam aspek pendidikan, kehidupan sosial, dan kebudayaan."
Nah, itulah kehidupan masyarakat Indonesia di masa demokrasi terpimpin dalam berbagai aspek, Adjarian.
Coba Jawab! |
Bagaimana kehidupan masyarakat Indonesia pada aspek pendidikan di masa demokrasi terpimpin? |
Petunjuk: Cek halaman 1 dan 2. |
---
Sumber: Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Kurikulum Merdeka.
Tonton juga video ini, yuk!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR