adjar.id - Demokrasi parlementer merupakan sistem pemerintahan yang pernah diterapkan di Indonesia.
Pada tahun 1950 hingga tahun 1959, presiden Soekarno memerintahkan untuk menggunakan sistem pemerintahan demokrasi parlementer.
Saat itu, pemerintahan menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950.
Nah, perubahan sistem pemerintah membuat kehidupan masyarakat Indonesia juga mengalami beberapa perubahan, Adjarian.
Perubahan tersebut dapat dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan.
Aspek tersebut mencakup kehidupan sosial, pendidikan, kesenian, dan sastra.
Terjadinya perubahan sistem pemerintahan membuat kehidupan sosial masyarakat Indonesia mengalami perubahan.
Pada saat itu, gejolak politik serta permasalahan ekonomi negara sedikit banyak memengaruhi kehidupan sosial masyarakat Indonesia, Adjarian.
Terjadi gangguan keamanan di berbagai tempat akibat gejolak politik.
Sedangkan dalam aspek perekonomian upaya pemerintah untuk perbaikan ekonomi tidak berjalan lancar.
Hal tersebut membuat angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia meningkat.
Baca Juga: Ciri Demokrasi Parlementer
Masa demokrasi parlementer adalah titik alih pendidikan dari pemerintahan Belanda kepada Pemerintah RIS (Republik Indonesia Serikat).
Pada saat itu, pemerintah RIS mencoba membuat konsepsi pendidikan baru dengan menitikberatkan pendidikan pada spesialisasi.
Menteri pendidikan saat itu berpandangan bahwa Indonesia tertinggal dalam pengetahuan teknik dan memerlukan ahli pada bidang-bidang tertentu.
Oleh sebab itu, pendidikan umum dan teknik pada masa demokrasi parlementer dilakukan dengan perbandingan tiga banding satu.
Artinya, tiap ada tiga sekolah umum, harus ada satu sekolah teknik.
Pada masa itu, lulusan sekolah dasar diperbolehkan untuk melanjutkan ke sekolah teknik menengah selama tiga tahun, kemudian ke sekolah teknik atas juga selama tiga tahun.
Harapannya, setelah lulus sekolah teknik menengah dan atas, siswa dapat mahir di bidang teknik tertentu, Adjarian.
O iya, selain pada jenjang sekolah, jenjang pendidikan lanjutan juga mengalami perubahan.
Indonesia yang merupakan negara kepulauan membuat pemerintah mendirikan Akademi Pelayaran, Akademi Oseanografi, dan Akademi Riset Laut di berbagai kota di Indonesia.
Kota-kota tersebut seperti Surabaya, Makassar, Ambon, Manado, Padang, dan Palembang.
Bahkan, tenaga pengajarnya merupakan ahli di bidangnya yang didatangkan dari berbagai negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis.
Baca Juga: Perwujudan Demokrasi Parlementer di Indonesia Tahun 1949-1959
Selain akademi, juga berdiri beberapa universitas baru pada masa demokrasi parlementer, seperti Universitas Sumatra Utara (Medan), Universitas Andalas (Padang), Universitas Indonesia (Jakarta), Universitas Padjajaran (Bandung), Universitas Airlangga (Surabaya), dan Universitas Hasanuddin (Makassar).
Kesenian di Indonesia pada masa demokrasi parlementer juga mulai bergejolak, Adjarian.
Hal tersebut dibuktikan dengan muncul berbagai organisasi yang berhubungan dengan seni khususnya seni lukis.
Organisasi tersebut, seperti organisasi Pelukis Indonesia (PI) dan Gabungan Pelukis Indonesia (GPI).
Selain organisasi, juga berdiri akademi yang berhubungan dengan seni, yaitu Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta.
Selain berkembangnya pendidikan dalam bidang kesenian dan teknik, karya sastra Indonesia tahun 1950-an juga mulai berkembang.
Pada saat itu, tema kegetiran pada zaman revolusi dan perang kemerdekaan menjadi tema yang sering diusung oleh para sastrawan.
Sastrawan Indonesia yang besar pada era 50-an, antara lain Pramoedya Ananta Toer, Mochtar Lubis, dan Abdoel Mulis.
Para sastrawan bebas memanfaatkan kreativitasnya dan mengangkat berbagai masalah yang ada di Indonesia.
Melalui karya-karyanya, para sastrawan berusaha untuk menumbuhkan nilai kepahlawanan dan semangat kebangsaan masyarakat Indonesia.
Sastra menjadi wadah yang baik untuk menyalurkan aspirasi tersebut pada masa demokrasi parlementer.
Baca Juga: Makna Demokrasi dan Klasifikasinya dalam Pemerintahan
Nah, demikianlah ciri kehidupan masyarakat Indonesia pada masa demokrasi parlementer.
Coba Jawab! |
Apa dampak gejolak politik terhadap kehidupan masyarakat pada masa demokrasi parlementer? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR