Secara singkat, perang gerilya ini akan mengikat musuh dengan cara-cara yang melelahkan.
Hal ini terjadi karena perang tidak dilakukan secara terang-terangan, tetapi dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi.
Selain itu, perang gerilya juga sangat membutuhkan pemimpin pasukan yang cerdas dan memiliki kemampuan untuk menguasai medan perang.
O iya, seorang pemimpin pasukan gerilya juga harus dapat mengetahui psikologis, moral, sosial, dan kebudayaan dari musuhnya.
"Taktik perang gerilya digunakan untuk mengelabui dan menipu musuh karena perang dilakukan secara sembunyi-sembunyi."
Indonesia pernah melaksanakan perang gerilya dengan ciri-ciri:
1. Pasukan Indonesia menyamar menjadi rakyat biasa.
2. Menghindari terjadinya perang secara terbuka.
3. Bisa menghilang di tengah hutan lebat dan malam yang gelap.
4. Mempunyai kemampuan untuk menyerang musuh secara tiba-tiba.
Sebelum Indonesia merdeka dan diterapkan oleh Jenderal Soedirman, taktik perang gerilya juga sudah diterapkan oleh beberapa daerah.
Baca Juga: Agresi Militer Belanda II: Latar Belakang dan Dampak
Misalnya perang padri di Sumatra Barat juga menggunakan taktik perang gerilya dengan tujuan menghalau musuh dengan memecah pasukan menjadi kelompok kecil.
"Salah satu ciri perang gerilya yang pernah diterapkan Indonesia adalah pasukan Indonesia menyamar menjadi rakyat biasa."
Nah, itulah yang dimaksud dengan perang gerilya, Adjarian.
Coba Jawab! |
Mengapa perang gerilya bisa membuat Indonesia menang melawan pasukan Belanda? |
Petunjuk Cek halaman 2 dan 3. |
---
Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 2 Edisi Revisi 2017 karya Sardiman AM, dkk.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR