Istilah perang gerilya berasal dari bahasa Spanyol, yaitu guerilla yang berarti perang kecil.
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gerilya adalah cara berperang yang tidak terikat secara resmi pada ketentuan perang (biasanya dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dan secara tiba-tiba); perang secara kecil-kecilan dan tidak terbuka.
Perang gerilya pada dasarnya merupakan taktik perang yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi tetapi dilakukan secara cepat oleh kelompok kecil.
Hal ini membuat hasil perang menjadi lebih efektif dan terfokus.
Penggunaan taktik perang gerilya termasuk langkah efektif untuk menipu, mengelabui, dan menyabotase lawan secara cepat.
Taktik ini juga sangat cocok digunakan untuk menyerang musuh dengan jumlah besar dan tidak menguasai medan perangnya.
Perang gerilya pernah diterapkan sebagai taktik perang oleh Jenderal Soedirman bersama pasukannya saat melawan Belanda.
Taktik ini jugalah yang kemudian membuat pasukan Jenderal Soedirman bisa menang melawan pasukan Belanda yang besar.
Dalam praktiknya, perang gerilya dilakukan dengan muncul dan menghilang dengan cepat.
Lalu mondar-mandir di beberapa wilayah perang, sehingga musuh tidak bisa melihat dengan jelas tetapi bisa merasakan bahwa akan ada serangan.
Untuk melaksanakan taktik perang ini, para pasukan sangat membutuhkan berbagai pangkalan yang dibangun oleh masyarakat di sekitar medan peperangan.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR