Di sisi lain, Indonesia beranggapan bahwa wilayah yang tidak termasuk dalam Perjanjian Linggarjati akan dibiarkan oleh Belanda dan tidak dibentuk negara federal.
Kesalahpahaman inilah yang menjadi awal terjadinya Agresi Militer Belanda I.
Meski begitu, ada latar belakang lain juga yang menyebabkan terjadinya Agresi Militer Belanda I, Adjarian.
Salah satu latar belakangnya adalah karena Belanda tidak yakin Indonesia mampu melakukan hubungan internasional.
Sehingga, Belanda kemudian menawarkan bantuan kepada Indonesia.
Akan tetapi, karena adanya perbedaan paham, Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu Van Mook tidak mau lagi mengikuti isi Perjanjian Linggarjati.
Akhirnya, pada 21 Juli 1947, Belanda melakukan Agresi Militer I ke wilayah Sumatra Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Belanda melakukan agresi ke wilayah tersebut karena mereka ingin menguasai sumber daya alam di wilayah tersebut.
Beberapa tokoh dari Indonesia gugur dalam Agresi Militer Belanda I, di antaranya Adi Sumarmo Wiryokusimo, Adisucipto, dan Dr. Abdulrahman Saleh.
Kemudian, pada 1 Agustus 1947, PBB mengeluarkan resolusi No.27 yang berisikan agar pihak Belanda dan Indonesia melakukan mediasi.
Pada 17 Januari 1948, Agresi Militer Belanda I berakhir setelah adanya Perjanjian Renville yang diminta oleh PBB.
Baca Juga: Rangkaian Perjanjian Linggarjati antara Indonesia dan Belanda
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR