adjar.id - Pada tanggal 18 Agustus 1945, Pancasila disahkan sebagai pondasi bangsa Indonesia.
Hal ini berarti sejak disahkannya Pancasila, Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pembentukan dan pengesahan Pancasila melibatkan banyak tokoh penting dan melalui banyak proses.
Meskipun begitu, tidak membuat Pancasila secara langsung mudah untuk diterapkan.
Nah, kali ini kita akan mempelajari dinamika penerapan Pancasila di kepemimpinan Soekarno.
Dinamika tersebut mencakup beberapa tentangan dari waktu ke waktu yang bisa dibagi menjadi empat masa.
Masa-masa tersebut, yaitu Dwi Tunggal Soekarno-Hatta, agresi militer Belanda, pemberontakan-pemberontakan, serta demokrasi terpimpin.
Kita simak penjelasannya di bawah ini, yuk!
"Dinamika penerapan pancasila di kepemimpinan Soekarno mencakup tantangan-tantangan yang harus dihadapi."
1. Dwi Tunggal Soekarno-Hatta
"Dwi Tunggal" merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut pasangan Presiden dan Wakil Presiden Soekarno dan Hatta.
Baca Juga: Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka, Materi PPKn Kelas 9 SMP
Keduanya banyak dinilai sebagai pasangan pemimpin yang serasi, tetapi keduanya memiliki berbagai pandangan yang berbeda.
Puncak perbedaan pendapat tersebut terjadi saat Mohammad Hatta mengeluarkan Maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 3 November Tahun 1945.
Maklumat tersebut berisi penekanan bahwa penerapan demokrasi berdasarkan Pancasila di Indonesia harus menggunakan banyak partai.
Sementara itu, Presiden Soekarno berpendapat bahwa Indonesia hanya perlu satu partai saja.
Namun, sistem dengan banyak partai atau multipartai akhirnya terlaksana pada pemilu 1955, tetapi hal ini membuat suasana politik tidak stabil.
Hingga Mohammad Hatta memilih untuk mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden.
Hal ini mengakhiri kisah Dwi Tunggal yang memimpin Indonesia.
Presiden Soekarno bertanggung jawab penuh atas penerapan Pancasila di Indonesia.
2. Agresi Militer Belanda
Setelah Proklamasi, Belanda kembali lagi ingin menguasai Indonesia secara de facto.
Hal ini dikarenakan, Belanda menganggap Indonesia secara de jure masih termasuk wilayah jajahan Belanda.
Baca Juga: Tantangan Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Rakyat Indonesia melakukan berbagai macam perlawanan, seperti secara fisik atau cara lainnya.
Para pemimpin bangsa berusaha meraih simpati dari dunia internasional yang menghasilkan berbagai perundingan.
Hingga pada perundingan terakhir, yaitu KMB yang membuat Indonesia akhirnya diakui sebagai negara merdeka oleh Belanda.
Perundingan tersebut membawa dampak pada pelaksanaan Pancasila, Indonesia dipaksa untuk mengubah bentuk negara.
Indonesia kemudian menjadi Negara Republik Serikat (RIS), tetapi pada 1950 Indonesia kembali menjadi negara kesatuan.
3. Pemberontakan-Pemberontakan
Terjadi pemberontakan-pemberontakan untuk mengganti dasar negara Pancasila.
Pertama, yaitu pemberontakan yang dilakukan oleh partai di Madiun tahun 1948.
Kemudian, pemberontakan dengan tujuan ingin mendirikan negara sendiri yang dilakukan oleh Darul Islam di berbagai daerah.
Kekecewaan yang muncul terhadap berbagai kebijakan pemerintah pusat menjadi salah satu pemicu timbulnya pemberontakan.
Selian itu, banyak separatisme yang membuat negara Indonesia terpecah belah.
Baca Juga: Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa
Namun, Presiden Soekarno berhasil mengatasi itu semua dan Pancasila tetap menjadi dasar negara.
4. Demokrasi Terpimpin
Pada demokrasi terpimpin tantangan yang muncul adalah untuk mengisi kemerdekaan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila.
Namun, pada masa ini situasi politik di Indonesia semakin tidak stabil ditambah dengan mundurnya Wakil Presiden Hatta.
Tidak hanya mempengaruhi kondisi politik, tetapi juga berpengaruh pada kondisi ekonomi yang semakin buruk.
Kondisi ini membuat jarak yang sangat jauh untuk Indonesia mewujudkan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila kelima.
Di balik situasi ini, Presiden Soekarno berhasil mewujudkan sila ketiga, yaitu persatuan Indonesia.
Dengan keberhasilan merebut Papua yang masih dikuasai Belanda pada tahun 1963.
"Dinamika penerapan pancasila di kepemimpinan Soekarno mencakup Dwi Tunggal Soekarno-Hatta, agresi militer Belanda, pemberontakan-pemberontakan, serta demokrasi terpimpin."
Nah, itu dia dinamika penerapan pancasila di kepemimpinan Soekarno.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan Dwi Tunggal? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
---
Sumber: Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Kelas IX Karya Trezadigjaya, dkk., Kemdikbud.
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Mumtahanah Kurniawati |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR