Contoh:
- Andi berkata, "Tadi bel sudah berbunyi 'kring-kring' dengan keras".
- "Setiap aku pulang sekolah, aku akan selalu berteriak 'Ibu, aku pulang!' dan Ibu menyambut di pintu."
2. Tanda petik tunggal sebagai pengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.
Artinya, jika ada istilah kata yang sukar dan ingin menambahkan penjelasan berupa arti, kita bisa menggunakan petik tunggal dalam kata atau kalimat penjelasannya.
Contoh:
- Noken 'tas khas papua'
- Wayang 'pertunjukan adat Jawa'
- Tergugat 'yang digugat'
Ada tiga aturan penggunaan tanda petik tunggal yang perlu diperhatikan saat kita ingin membuat kalimat, yaitu:
1. Tanda petik sebagai pengapit petikan langsung yang berbentuk pembicaraan, naskah, atau bahasan tertulis lain.
Baca Juga: Penggunaan Tanda Titik Koma (;) yang Tepat dalam Bahasa Indonesia
Penulis | : | Mumtahanah Kurniawati |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR