Efek bagi pembaca: Pembaca seolah-olah bisa melihat bunga-bunga hujan dan daun-daun.
2. Kutipan puisi: Asmarandana
Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa/ hujan dari daun,/
karena angin pada kemuning. Ia dengar resah kuda/ serta langkah
(Goenawan Muhammad, Antologi Asmaradana, 1992)
Jenis citraan: Citraan pendengaran.
Efek bagi pembaca: Pembaca akan merasa seperti bisa mendengar suara-suara yang dijelaskan dalam puisi.
3. Kutipan puisi: Pemandangan Senjakala
Kelelawar-kelelawar raksasa datang dari langit kelabu tua/
Bau mesiu di udara, Bau mayat. Bau kotoran kuda
(WS. Rendra, Antologi Blues untuk Bonnie, 2008).
Jenis citraan: Citraan penglihatan dan citraan penciuman.
Efek bagi pembaca: Pembaca seakan bisa melihat pemandangan dan mencium aroma yang disebutkan dalam puisi.
4. Kutipan puisi: Di Sisimu
Dekaplah aku meski bukan/
untuk yang terakhir kali. Angin terasa dingin/di batin..
(Soni Farid Maulana, Antologi Angsana, 2007)
Jenis citraan: Citraan perabaan.
Efek bagi pembaca: Pembaca seperti merasakan dekapan atau pelukan dari seseorang.
5. Kutipan puisi: Diponegoro
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
(Chairil Anwar, Antologi Aku Ini Binatang Jalang, 1993)
Baca Juga: Diksi dalam Puisi, Materi Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Mumtahanah Kurniawati |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR