Kerajaan Wajo dan Soppeng membentuk Persekutuan Tellumpoccoe bersama dengan Kerajaan Bone di tahun 1582 M.
Tujuan dari persekutuan ini adalah untuk meraih kembali kedaulatan tanah Bugis dan menghentikan Kerajaan Gowa Tallo.
"Kerajaan Wajo mengalami perluasan kekuasaan saat dipimpin oleh La Tadampare Puang ri Maggalatung Arung Matoa IV."
Meski beberapa serangan mengalami kegagalan, Kerajaan Gowa Tallo tetap dapat berkembang menjadi kekuatan utama di Sulawesi Selatan.
Terlebih Kerajaan Gowa Tallo juga dapat menyokong perdagangan internasional dan juga menyebarkan agama Islam.
Pada tahun 1610 Kerajaan Gowa Tallo berhasil mengislamkan Kerajaan Wajo.
Menurut sumber hikayat lokal, seorang ulama bernama Dato ri Bandang dari Minangkabau bahkan memberikan pelajaran agama Islam bagi raja-raja Wajo dan rakyatnya.
"Kerajaan Wajo menjadi kerajaan Islam pada tahun 1610 karena peran dari Kerajaan Gowa Tallo."
Memasuki akhir abad ke-17, Kerajaan Wajo sempat mengalami masa-masa yang buruk karena mendukung Kerajaan Gowa Tallo menghadapi VOC.
Saat Kerajaan Gowa Tallo menyerah kepada VOC, Kerajaan Wajo menolak untuk menandatangani Perjanjian Bongawa dan tetap memilih melawan.
Pada tahun 1670, ibu kota Kerajaan Wajo di Tosora jatuh ke tangan VOC dan Kerajaan Bone yang dipimpin oleh Arung Palakka.
Baca Juga: 7 Peninggalan Kerajaan Banjar, Salah Satunya Masjid Sultan Suriansyah
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR