adjar.id - Angin merupakan fenomena keseharian yang dapat dirasakan makhluk hidup.
Angin merupakan gerakan massa udara yang arahnya horizontal.
Angin dapat juga dikatakan sebagai udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah atau dari suhu udara rendah ke suhu udara tinggi.
Yap, angin dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu di suatu daerah.
Angin akan bergerak dari suatu daerah yang mempunyai tekanan udara maksimum ke tekanan udara minimum.
Biasanya, sistem penamaan angin dihubungkan dengan arah datangnya massa udara.
Misalnya angin pasat tenggara, artinya gerakan massa udara tersebut datangnya dari arah tenggara.
Angin tidak dapat dilihat atau dipegang, tidak mempunyai banyak substansi, tetapi kekuatannya cukup kuat untuk membuat kapal berlayar di laut, Adjarian.
Arah dan kecepatan angin diukur dengan alat yang disebut dengan anemometer mangkok.
O iya, angin tidak hanya ada satu macam, tetapi beberapa macam.
"Sirkulasi gerakan angin di muka bumi terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu angin umum dan angin lokal."
Baca Juga: Sistem Angin dalam Ilmu Geografi
Berikut beberapa jenis angin, yaitu:
Angin pasat adalah angin umum yang berembus di wilayah iklim tropis.
Jenis angin ini terjadi akibat perbedaan densitas udara di daerah sekitar lintang 30o yang bertekanan maksimum dan sekitar 10o yang bertekanan minimum.
Angin pasat yang berhembus di belahan bumi utara dinamakan pasat timur laut.
Sementara angin pasat yang berembus di belahan bumi selatan dinamakan pasat tenggara.
Angin barat berembus di wilayah iklim sedang, Adjarian.
Gerakan angin barat berasal dari daerah subtropis yang bertekanan maksimum ke wilayah lingkaran kutub yang merupakan daerah pusat tekanan rendah.
Angin timur berembus di wilayah iklim kutub.
Gerakannya berasal dari kutub sekitar 90o LU dan 90o LS yang bertekanan maksimum ke wilayah lingkaran kutub yang merupakan pusat tekanan rendah.
Benua dan samudra merupakan dua wilayah yang mempunyai sifat fisik berbeda dalam hal menerima energi panas.
Sebagai material padat, benua lebih cepat menyerap panas, tetapi cepat juga untuk melepaskan panas.
Baca Juga: Pengertian dan Dampak Angin Muson, Si Penentu Musim di Indonesia
Sebaliknya, samudra lebih lambat menerima dan melepaskan energi panas sebagai wilayah perairan.
Perbedaan sifat fisik kedua wilayah ini tentunya mengakibatkan perbedaan kerapatan dan tekanan udara.
Akibat adanya perbedaan tekanan yang sangat mencolok antara wilayah benua dan samudra, mengalirkan massa udara yang disebut angin muson.
Angin muson ini bisa mengalir dari kawasan benua ke samudra atau dari kawasan samudra ke benua.
Perubahan arah gerakan muson ini biasanya terjadi seiring dengan pergantian musim dingin dan panas.
Siklon adalah angin yang masuk ke daerah pusat tekanan rendah yang dikelilingi oleh berbagai wilayah pusat tekanan tinggi yang kemudian berputar mengelilingi garis isobar.
Gerakan siklon di belahan bumi utara berlawanan dengan arah putaran jarum jam, sementara di belahan bumi selatan serah dengan jarum jam.
Sementara antisiklon adalah angin yang bergerak keluar dari daerah pusat tekanan tinggi berputar mengelilingi garis isobar menuju daerah tekanan rendah di sekitarnya.
Pada belahan bumi utara, gerakan antisiklon searah dengan putaran jarum jam, sedangkan di belahan bumi selatan berlawanan dengan arah jarum jam.
Angin darat dan angin laut merupakan jenis angin lokal yang terjadi di wilayah pantai dan sekitarnya.
Massa daratan mempunyai sifat fisik cepat menerima panas dan cepat juga melepaskannya.
Baca Juga: Pengertian, Jenis-Jenis Angin, serta Sifat Angin
Sementara massa lautan lambat untuk menyerap panas dan lambat juga melepaskannya.
Sifat ini menyebabkan perbedaan tekanan udara pada kedua tempat tersebut dalam waktu yang bersamaan.
Angin laut adalah udara yang bertiup dari laut ke darat karena perbedaan tekanan udara.
Sedangkan angin darat adalah udara yang bertiup dari daratan ke laut karena adanya perbedaan tekanan udara.
Pada wilayah pegunungan, terdapat juga angin lokal, yaitu angin gunung dan angin lembah yang terjadi akibat perbedaan suhu antara kedua wilayah tersebut.
Angin gunung adalah rendahnya suhu pegunungan sehingga terjadi pengendapan massa udara padat dari wilayah gunung ke lembah yang masih lebih hangat.
Sementara angin lembah adalah bergeraknya massa udara dari lembah ke lereng atau bagian punggung gunung.
Fohn adalah angin yang bergerak turun melintasi lereng pegunungan yang umumnya bersifat kering dan panas.
Proses terjadinya fohn dimulai dengan adanya gerakan massa udara dari wilayah pantai yang banyak mengandung uap air.
Massa udara tersebut lalu naik melalui lereng gunung, karena naik maka suhunya menjadi lebih tinggi.
Umumnya, fohn ini bersifat kering dan panas yang dapat menghancurkan tanaman perkebunan pada daerah-daerah yang dilaluinya.
Baca Juga: Jenis Gelombang Laut di Indonesia Berdasarkan Penyebab Terbentuknya
Hal ini terjadi karena fohn banyak menyerap air dari daun dan batang tanaman sehingga tanaman menjadi layu.
"Jenis angin, yaitu angin pasat, angin barat, dan angin timur, angin muson, siklon dan antisiklon, angin darat dan angin laut, angin gunung dan angin lembah, serta fohn."
Nah, itulah enam jenis angin yang terjadi di permukaan bumi.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan angin muson? |
petunjuk: Cek halaman 3. |
---
Sumber: Buku Geografi Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas X Karya Bambang Utoyo.
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR