adjar.id - Demokrasi liberal diberlakukan oleh Presiden Soekarno mulai 17 Agustus 1950 hingga 5 Juli 1959.
Pada masa demokrasi liberal tersebut, Indonesia mengalami pergantian kabinet sebanyak tujuh kali, Adjarian.
Yap, ada tujuh kabinet pada masa demokrasi liberal.
Ketujuh kabinet tersebut meliputi: Kabinet Natsir, Kabinet Sukiman, Kabinet Wilopo, Kabinet Ali Sastromijoyo I, Kabinet Burhanudin Harahap, Kabinet Ali Sastromijoyo II, dan Kabinet Djuanda.
Salah satu penyebab sering terjadinya pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal adalah karena pada masa ini Indonesia menganut sistem multipartai.
Kabinet pertama pada masa Demokrasi Liberal adalah Kabinet Natsir.
Saat itu, Natsir merupakan Perdana Menteri yang berperan aktif dalam menyatukan banyak partai dalam parlemen.
Meskipun begitu, terdapat partai politik yang berseberangan seperti PNI yang tidak berhasil ia rangkul.
PNI bahkan memberikan tuntutan terhadap Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1950 yang dikeluarkan oleh Natsir.
Nah, oleh karena sebagian besar parlemen berpihak pada PNI, Natsir memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya, Adjarian.
Kabinet selanjutnya adalah Sukiman yang juga berasal dari Masyumi, sama dengan Natsir.
Baca Juga: Ciri-Ciri Demokrasi Liberal
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR