adjar.id - Payung adalah benda yang biasanya digunakan saat hujan.
Benda ini dapat melindungi diri kita dari air hujan, Adjarian.
Dengan begitu tubuh kita tidak akan basah kuyup terkena air hujan.
Biasanya orang akan membawa payung kemana-mana pada musim hujan meskipun hari itu sedang tidak hujan.
Seperti kata pepatah yang mengatakan "sediakan payung sebelum hujan".
Makna dari pepatah tersebut adalah kita harus berjaga-jaga dan mempersiapkan sebelum hal buruk terjadi.
Oleh sebab itu, banyak orang yang menyiapkan atau membawa payung ketika sedang pergi keluar agar ketika hujan mereka tidak akan kehujanan.
O iya, bagaimana awal mula sejarah ditemukannya payung, ya?
Yuk, kita cari tahu tentang sejarah payung!
Baca Juga: 5 Hal Penting yang Harus Dipersiapkan saat Musim Hujan Tiba
Sejarah Payung
Awal mula diciptakannya payung sekitar 4.000 tahun yang lalu.
Payung ditemukan di beberapa peninggalan bangsa kuno seperti di negara Mesir, Tiongkok, Yunani, dan Asyur.
Payung pertama kali dibuat dari daun yang diikat di atas kepala.
Pada awalnya, payung digunakan untuk melindungi diri dari panas sinar matahari, Adjarian.
Kemudian bangsa Tiongkok memodifikasinya menjadi benda yang dapat digunakan untuk melindungi diri dari air hujan.
Bangsa Tiongkok kemudian membuat payung yang berasal dari kertas yang dilapisi lilin.
Lapisan lilin yang diletakkan pada kertas membuat payung tahan dengan tetesan air dan tidak basah ketika hujan turun.
O iya, selain dijadikan untuk melindungi diri dari sinar Matahari dan hujan, payung juga digunakan sebagai penanda status sosial pada zaman bangsa kuno.
Baca Juga: Musim Hujan Tiba, Begini Cara Menjaga Tubuh Tetap Sehat dan Fit
Misalnya saja di Tiongkok, semakin besar ukuran payung dan makin banyak orang yang membawanya, berarti status sosial orang tersebut tinggi.
Sedangkan payung yang kecil merupakan simbol bahwa status sosial seseorang rendah.
Ada juga sejarah payung di bangsa Mesir yang mengembangkan payung sebagai benda yang menunjukkan status sosial.
Pada 3.000 tahun yang lalu, payung hanya bisa digunakan oleh bangsawan di Mesir.
Sebab pada saat itu, gaya hidup para bangsawan memiliki kulit yang pucat.
Payung sebagai Aksesori
Pada abad ke-16, payung mulai populer di bagian barat terutama di Eropa utara yang memiliki iklim hujan.
Pada saat itu payung dijadikan sebagai aksesori oleh perempuan.
Namun, setelah berjalannya waktu payung juga digunakan oleh kalangan laki-laki.
Baca Juga: Masuk Musim Hujan, Ini 4 Hal yang Harus Diperhatikan saat Berkendara
Payung yang digunakan di Eropa terbuat dari kayu dan kain kanvas berminyak.
Kemudian pada tahun 1852, payung berkembang menjadi payung lipat.
Makin ke sini payung terus berkembang dan dapat digunakan oleh siapa saja tanpa melihat status sosial dan jenis kelamin.
#AkuBacaAkuTahu
(Penulis: Tyas Wening, Atika Mayasari)
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Atika Mayasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR