adjar.id – Pernahkah Adjarian menjawab atau membuat teka-teki dalam bahasa Jawa?
Kalau iya, berarti sama saja Adjarian sudah pernah membuat wangsalan atau teka-teki berbahasa Jawa.
Dalam pengertian bahasa Jawa, wangsalan iku unen-unen utawa tetembungan sing saemper karo cangkriman, nangin batangane wis dikandhakake.
Artinya, wangsalan adalah perkataan atau kalimat sejenis teka-teki, tetapi jawabannya sudah disebutkan.
Meski sudah disampaikan, jawaban teka teki pada wangsalan biasanya masih kurang lugas, hanya berupa beberapa kata saja.
O iya, dalam bahasa Jawa, jenis wangsalan tidak hanya satu saja, Adjarian.
Ada beberapa jenis wangsalan yang diklasifikasikan berdasarkan isi teka-tekinya.
Apa pengertian dan jenis-jenis wangsalan?
Yuk, kita cari tahu!
Baca Juga: 10 Contoh Parikan atau Pantun Jawa Dua Baris dan Artinya
Pengertian Wangsalan
Sebagaimana sudah dijelaskan di atas, wangsalan adalah semacam cangkriman atau teka-teki yang terdiri dari satu atau dua kalimat.
Dikutip dari Buku Kajian Wangsalan dalam Bahasa Jawa (2000) wangsalan termasuk salah satu jenis perumpamaan yang kerap dipakai masyarakat tanah Jawa dalam percakapan.
Wangsalan tidak hanya berfungsi sebagai teka-teki saja, tetapi dapat digunakan sebagai sarana untuk menasihati atau menyindir seseorang.
Hal ini dianggap sesuai dengan karakter orang Jawa yang tidak ingin menyampaikan sesuatu secara langsung karena khawatir menyakiti hati orang lain.
Jenis-jenis Wangsalan
1. Wangsalan Lamba
Jenis wangsalan satu ini merupakan teka-teki yang hanya terdiri dari satu objek saja.
Wangsalan lamba terdiri dari satu baris yang dijadikan dua kalimat, dengan susunan kalimat pertama berupa teka-teki dan kalimat kedua adalah jawabannya.
Baca Juga: 30 Contoh Keratabasa Bahasa Jawa yang Biasa Digunakan Sehari-hari
Contoh:
Sarung jagung, abot entheng tak lakonane.
Dalam bahasa Jawa, sarung jagung disebut dengan “klobot”. Nah, kata “klobot” ini pengucapannya hampir mirip dengan “abot”.
2. Wangsalan Rangkep (Comboran)
Wangsalan rangkep adalah jenis wangsalan yang isi teka-tekinya terdiri dari dua kalimat.
Kalimat pertama merupakan teka-teki dan kalimat kedua adalah jawaban dari teka-teki tersebut.
Contohnya:
Jenang sela wader kalen sesonderan, apuranta yen wonten lepat kawula. (Jenang sela: apu, wader kalen: sepat)
3. Wangsalan Memet
Baca Juga: 9 Contoh Wewaler atau Nasihat Bahasa Jawa dan Artinya
Wangsalan memet merupakan jenis wangsalan yang cukup rumit.
Terkadang, dalam mengartikannya kita perlu berpikir beberapa kali untuk menemukan maksud dari teka-teki atau wangsalan tersebut.
Contoh:
Uler kembang, yen trima alon-alon.
Maksud dari uler kembang adalah lintah. Nah, arti dari suku kata “li” dalam kata lintah dikaitkan dengan kata “tali”.
Tali diibaratkan memiliki arti “alon-alonan”. Sementara kata “alon-alonan” sendiri diartikan melakukan pekerjaan dengan santai tanpa paksaan.
4. Wangsalan Padinan
Jenis wangsalan satu ini umumnya digunakan dlaam percakapan sehari-hari, sehingga bentuknya lebih sederhana dan tidak perlu berpikir berulang kali untuk menebak isi teka-tekinya.
Contoh:
Baca Juga: 20 Kosakata Krama Ngoko, Krama Lugu, Krama Alus, dan Terjemahannya
Wong kae jane wis krungu kandhaku, nanging njangan gori. (Jangan gori = sayur gudheg)
Maksud dari wangsalan di atas adalah seseorang yang sudah dinasihati tetapi tidak mau mendengarkan nasihat tersebut.
Kemudian, ia disebut dengan “njangan gori” atau dalam bahasa Indonesia, kita menyebutnya dengan sayur gudheg.
Nah, sayur gudheg di sini diartikan dengan budeg (tidak dapat mendengar).
5. Wangsalan Edi-Peni
Wangsalan edi-peni terdiri dari satu kalimat yang dibagi menjadi dua klausa.
Dalam pembuatan wangsalan jenis ini biasanya memperhatikan purwakanthi guru swara atau jatuhnya vokal pada akhir klausa.
Contohnya:
Kulik priya (tuhu), priya gung Anjani putra (Anoman). Tuhu eman, wong anom wedi kangelan.
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Guru Gatra, Guru Lagu, dan Guru Wilangan?
Nah, Adjarian, itu dia pengertian dan jenis-jenis teka-teki bahasa Jawa atau wangsalan.
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR