4. Wangsalan Padinan
Jenis wangsalan satu ini umumnya digunakan dlaam percakapan sehari-hari, sehingga bentuknya lebih sederhana dan tidak perlu berpikir berulang kali untuk menebak isi teka-tekinya.
Contoh:
Baca Juga: 20 Kosakata Krama Ngoko, Krama Lugu, Krama Alus, dan Terjemahannya
Wong kae jane wis krungu kandhaku, nanging njangan gori. (Jangan gori = sayur gudheg)
Maksud dari wangsalan di atas adalah seseorang yang sudah dinasihati tetapi tidak mau mendengarkan nasihat tersebut.
Kemudian, ia disebut dengan “njangan gori” atau dalam bahasa Indonesia, kita menyebutnya dengan sayur gudheg.
Nah, sayur gudheg di sini diartikan dengan budeg (tidak dapat mendengar).
5. Wangsalan Edi-Peni
Wangsalan edi-peni terdiri dari satu kalimat yang dibagi menjadi dua klausa.
Dalam pembuatan wangsalan jenis ini biasanya memperhatikan purwakanthi guru swara atau jatuhnya vokal pada akhir klausa.
Contohnya:
Kulik priya (tuhu), priya gung Anjani putra (Anoman). Tuhu eman, wong anom wedi kangelan.
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Guru Gatra, Guru Lagu, dan Guru Wilangan?
Nah, Adjarian, itu dia pengertian dan jenis-jenis teka-teki bahasa Jawa atau wangsalan.
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR