Kaidah Kebahasaan Hikayat serta Perbedaannya dengan Cerpen, Materi Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka

By Rizky Amalia, Sabtu, 9 November 2024 | 11:00 WIB
Hikayat banyak berasal dari sastra Melayu dan sering kali disampaikan secara turun-temurun.
Hikayat banyak berasal dari sastra Melayu dan sering kali disampaikan secara turun-temurun. (Unsplash)

Hikayat sering kali menggunakan kata-kata yang kini jarang digunakan atau sudah dianggap kuno, seperti sahaya (saya) dan adinda (adik).

Bahasa arkais ini merupakan ciri khas dari hikayat sebagai karya sastra lama.

2. Bahasa yang Berlebihan (Hiperbola)

Hikayat sering menggambarkan tokoh dan peristiwa secara berlebihan, seperti tokoh utama yang memiliki kekuatan luar biasa atau peristiwa ajaib yang tidak masuk akal.
Hikayat sering menggambarkan tokoh dan peristiwa secara berlebihan, seperti tokoh utama yang memiliki kekuatan luar biasa atau peristiwa ajaib yang tidak masuk akal. (Pexels/Monstera Production)

Hikayat sering menggambarkan tokoh dan peristiwa secara berlebihan, seperti tokoh utama yang memiliki kekuatan luar biasa atau peristiwa ajaib yang tidak masuk akal.

Penggunaan gaya bahasa hiperbola ini menambah daya tarik dalam cerita hikayat.

3. Banyak Menggunakan Ungkapan dan Pepatah

Hikayat sering kali menggunakan ungkapan atau pepatah yang mengandung ajaran moral dan kearifan lokal.

Ungkapan-ungkapan ini berfungsi untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan dalam cerita.

4. Penggunaan Majas

Majas sering kali digunakan dalam hikayat untuk menggambarkan tokoh atau suasana secara dramatis.

Baca Juga: Perbedaan Karakteristik dan Plot pada Hikayat dan Cerpen, Materi Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka