adjar.id - Hikayat adalah karya sastra lama yang berisi cerita-cerita tentang kehebatan atau kepahlawanan tokoh-tokoh tertentu, biasanya tokoh kerajaan atau tokoh mitos.
Hikayat banyak berasal dari sastra Melayu dan sering kali disampaikan secara turun-temurun.
Cerita dalam hikayat bersifat fantastis dan sering kali sulit dipercaya, karena menggunakan unsur supranatural yang dihubungkan dengan tokoh utama.
Hikayat bertujuan untuk menghibur sekaligus memberikan teladan bagi pembacanya.
Tokoh dalam hikayat biasanya adalah raja, bangsawan, pahlawan, atau tokoh legenda yang dikenal dalam masyarakat Melayu, seperti Hang Tuah dalam Hikayat Hang Tuah yang terkenal dengan kesetiaannya kepada raja dan kekuatannya yang luar biasa.
Selain unsur cerita yang mengagumkan, hikayat juga memiliki ciri khas dalam gaya bahasanya.
Bahasa yang digunakan sering kali berlebihan (hiperbolis) dalam menggambarkan sifat tokoh atau kejadian, misalnya melalui perumpamaan dan ungkapan yang tinggi.
Kata-kata yang digunakan juga sering kali arkais (kuno) dan menggunakan istilah Melayu klasik.
Simak penjelasan tentang kaidah kebahasaan hikayat serta perbedaannya dengan cerpen, berikut ini.
"Sebagai karya sastra lama, hikayat kini menjadi bagian dari warisan budaya dan sastra Melayu yang membantu kita memahami pandangan hidup, nilai, dan moral masyarakat pada masa lalu."
Kaidah Kebahasaan Hikayat serta Perbedaannya dengan Cerpen
1. Menggunakan Kata Arkais