Jepang mendirikan Putera untuk menarik simpati rakyat Indonesia agar mendukung kepentingan perang mereka melawan Sekutu.
Mereka berharap tokoh-tokoh Indonesia yang dihormati rakyat akan membantu meningkatkan semangat nasionalisme, tetapi diarahkan untuk kepentingan Jepang.
Bagi tokoh-tokoh Indonesia, Putera justru dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran nasional dan menanamkan rasa cinta tanah air kepada masyarakat.
Mereka berharap bisa mempersiapkan rakyat dalam menyongsong kemerdekaan setelah Jepang kalah.
2. Jawa Hokokai (Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa)
Setelah membubarkan Putera pada 1944, Jepang mendirikan Jawa Hokokai.
Organisasi ini bertujuan untuk memperkuat mobilisasi rakyat Jawa guna mendukung upaya perang Jepang di akhir Perang Dunia II yang saat itu sedang mengalami tekanan besar dari Sekutu.
Tidak seperti Putera yang diisi oleh tokoh nasionalis, Jawa Hokokai lebih diisi oleh kaum intelektual dan golongan terpelajar.
Organisasi ini lebih berfungsi sebagai alat propaganda Jepang.
Kegiatan Jawa Hokokai diarahkan pada pengumpulan bantuan berupa tenaga, bahan makanan, dan barang-barang lain untuk mendukung perang Jepang.
Baca Juga: Sambutan Rakyat Indonesia terhadap Jepang, Materi Sejarah Kelas XI Kurikulum Merdeka