Tembang Macapat Maskumambang: Makna, Aturan, Watak

By Rizky Amalia, Kamis, 26 September 2024 | 07:00 WIB
'Tembang macapat' adalah salah satu karya sastra Jawa yang berbentuk 'tembang' atau puisi tradisional. (Kurnia Yaumil Fajar)

adjar.id - Pernahkah Adjarian menyanyikan tembang macapat Maskumambang?

Tembang macapat adalah salah satu karya sastra Jawa yang berbentuk tembang atau puisi tradisional.

Tembang macapat memuat unsur-unsur puisi, seperti penggunaan rima, gaya bahasa, dan unsur-unsur lainnya.

Nah, puisi ini dibawakan dengan cara dilagukan atau dinyanyikan.

Umumnya tembang macapat menceritakan tahap-tahap kehidupan manusia sehingga sering dijadikan sebagai sarana untuk merenung.

Nama tembang macapat masih berkaitan dengan aturan melagukannya, Adjarian.

Macapat dapat diartikan sebagai maca papat-papat atau membaca empat-empat, yaitu perhentian napas di setiap empat suku kata.

Aturan tembang macapat tidak hanya terletak pada cara membawakannya, tetapi juga cara penulisannya.

Aturan yang mengikat dalam tembang macapat adalah guru lagu, guru gatra, dan guru wilangan.

Ada sebelas tembang macapat, yaitu Maskumambang, Mijil, Kinanthi, Sinom, Asmarandana, Gambuh, Dhandhanggula, Durma, Pangkur, Megatruh, dan Pocung.

Nah, yuk, kita pelajari makna, aturan, dan watak dari tembang macapat Maskumambang!

Baca Juga: 11 Tembang Macapat: Pengertian, Aturan, Jenis-Jenis, dan Maknanya

Makna Tembang Macapat Maskumambang

Istilah 'tembang Maskumambang' juga diartikan sebagai 'ulam toya' yang berarti ikan air tawar. (Quang Nguyen Vinh)

Tembang Maskumambang dimaknai sebagai emas terapung, yaitu gambaran saat manusia masih berada di alam ruh yang kemudian ditanamkan ke dalam rahim seorang ibu.

Istilah tembang Maskumambang juga diartikan sebagai ulam toya yang berarti ikan air tawar.

Maka dari itu, tembang Maskumambang terkadang diberi lambang atau isyarat berupa gambar ikan yang sedang berenang.

Aturan Tembang Macapat Maskumambang

Aturan tembang Maskumambang biasanya mengatur jumlah suku kata, baris, dan vokal tembang di akhir kata.

Aturan tembang juga disebut dengan paugeran. Di bawah ini merupakan aturan tembang macapat Maskumambang, antara lain:

- Guru Gatra Tembang Maskumambang

Guru gatra merupakan banyaknya jumlah baris (larik) dalam bait suatu tembang.

Jenis tembang Maskumambang memiliki guru gatra 4, artinya dalam satu bait terdiri dari 4 baris.

- Guru Wilangan Tembang Maskumambang

Pengertian guru wilangan, yaitu banyaknya jumlah suku kata atau wanda dalam setiap larik (baris) suatu tembang.

Baca Juga: Tembang Maskumambang: Pengertian, Watak, dan Aturan atau Paugeran

Jenis tembang macapat Maskumambang memiliki guru wilangan yang terdiri dari 12, 6, 8, 8 suku kata.

- Guru Lagu Tembang Maskumambang

Guru lagi adalah persamaan bunyi sajak di akhir kata dalam setiap larik (baris).

Nah, jenis tembang ini memiliki guru lagu yang terdiri dari i, a, i, dan a.

Watak Tembang Macapat Maskumambang

Watak pada tembang Maskumambang biasanya dilantunkan dalam syair atau lirik yang temanya kesedihan dalam menyikapi hidup.

Selain itu, jenis tembang ini juga menggambarkan anak yang durhaka kepada orang tuanya dan akhirnya mendapat kesulitan serta kesengsaraan dalam hidupnya.

Maka dari itu, tembang Maskumambang sering digunakan untuk menampilkan suasana yang mampu menggugah emosi bagi pendengar dan pelantunnya.

Misalnya, rasa sedih, belas kasihan, kesusahan, ketidakberdayaan, cemas, kesengsaraan, haru, prihatin, dan lain sebagainya.

Sekarang sudah tahu, ya, apa saja makna, aturan, dan watak dari tembang macapat Maskumambang.

Coba Jawab!
Apa aturan yang mengikat dalam tembang macapat?
Petunjuk: Cek di halaman 1.

Tonton video ini, yuk!