adjar.id - Pernahkah Adjarian menyanyikan tembang macapat Maskumambang?
Tembang macapat adalah salah satu karya sastra Jawa yang berbentuk tembang atau puisi tradisional.
Tembang macapat memuat unsur-unsur puisi, seperti penggunaan rima, gaya bahasa, dan unsur-unsur lainnya.
Nah, puisi ini dibawakan dengan cara dilagukan atau dinyanyikan.
Umumnya tembang macapat menceritakan tahap-tahap kehidupan manusia sehingga sering dijadikan sebagai sarana untuk merenung.
Nama tembang macapat masih berkaitan dengan aturan melagukannya, Adjarian.
Macapat dapat diartikan sebagai maca papat-papat atau membaca empat-empat, yaitu perhentian napas di setiap empat suku kata.
Aturan tembang macapat tidak hanya terletak pada cara membawakannya, tetapi juga cara penulisannya.
Aturan yang mengikat dalam tembang macapat adalah guru lagu, guru gatra, dan guru wilangan.
Ada sebelas tembang macapat, yaitu Maskumambang, Mijil, Kinanthi, Sinom, Asmarandana, Gambuh, Dhandhanggula, Durma, Pangkur, Megatruh, dan Pocung.
Nah, yuk, kita pelajari makna, aturan, dan watak dari tembang macapat Maskumambang!
Baca Juga: 11 Tembang Macapat: Pengertian, Aturan, Jenis-Jenis, dan Maknanya