Pasukan gerak cepat menjadi andalan Belanda untuk dapat menghubungkan satu benteng dengan benteng lainnya.
Akan tetapi taktik Benteng Stelsel tidak mampu menahan perlawanan dari pasukan Diponegoro.
Akhirnya Belanda menggunakan tipu muslihat untuk dapat menangkap Pangeran Diponegoro.
Dengan iming-iming untuk mengadakan perundingan damai, Belanda secara licik menangkap Pangeran Diponegoro di Magelang.
Dampak dari penangkapan itu adalah semakin melemahnya gerak pasukan Diponegoro.
Meski demikian, Belanda justru mengalami kerugian karena bukan hanya menguras tenaga, perang pun mengeluarkan biaya yang sangat banyak.
4. Perang Bali
Perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Bali bermula karena tindakan protes Belanda terhadap kebijakan Kerajaan Bali yang disebut Hak Tawan Karang.
Aturan tersebut memberikan hak kepada kerajaan-kerajaan Bali untuk mengambil dan merampas muatan kapal asing yang terdampar di Perairan Bali.
Namun, protes Belanda kepada penguasa lokal di Bali tidak membuahkan hasil.
Hak Tawan Karang tetap berlaku sehingga memicu terjadinya Perang Puputan Margarana atau perang habis-habisan antara kerajaan-kerajaan Bali yang dipimpin I Gusti Ketut Jelantik melawan bangsa kolonial Belanda.
Baca Juga: 5 Periode Kolonialisme yang Berlangsung di Indonesia, Materi Sejarah Kelas XI
"Bentuk perlawanan daerah terhadap penjajah setelah abad ke-19 ialah perang Pattimura, perang padri, perang Diponegoro, dan perang Bali."
Demikian informasi tentang bentuk perlawanan daerah terhadap penjajah setelah abad ke-19, materi Sejarah kelas XI.
Coba Jawab! |
Siapakah Martha Christina Tiahahu? |
Petunjuk: Cek di halaman 2. |
Tonton video ini, yuk!