Perlawanan Daerah terhadap Penjajah setelah Abad ke-19, Materi Sejarah Kelas XI

By Rizky Amalia, Senin, 29 Juli 2024 | 08:00 WIB
Para pejuang telah melakukan perlawanan selama bertahun-tahun untuk mencapai kemerdekaan. (unsplash/Birmingham Museums Trust)

Perlawanan rakyat Sumatera Barat atau dikenal dengan Perang Padri tepatnya di wilayah Kerajaan Pagaruyung.

Perang ini berawal dari konflik internal masyarakat Minangkabau, yakni golongan adat dan kaum Padri (golongan ulama).

Bersumber dari kemdikbud.go.id, kaum Padri ingin menghentikan kebiasaan kaum adat yang sering melakukan judi, sabung ayam, dan mabuk-mabukan.

Perseteruan bermula tahun 1803 dan berakhir dengan kekalahan Kaum Adat pada 1838.

Kondisi ini dimanfaatkan Belanda untuk melancarkan politik devide et impera.

Belanda bekerja sama dengan kaum adat untuk melawan kaum Padri dengan tujuan ingin menguasai wilayah Sumatera Barat.

Tuanku Imam Bonjol adalah tokoh yang memimpin kaum Padri. Perang Padri berlangsung antara tahun 1821 hingga 1838.

Tuanku Imam Bonjol dapat mengajak kaum adat untuk menyadari tipu daya Belanda dan bersatu menghadapi pemerintah kolonial Belanda.

3. Perang Diponegoro

Belanda menggunakan siasat perang Benteng Stelsel pada 1927 untuk meredam perlawanan Pangeran Diponegoro.

Caranya adalah mendirikan Benteng di setiap daerah yang dapat dikuasai untuk kemudian mengawasi daerah sekitarnya.

Baca Juga: 4 Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme? Materi Sejarah Kelas XI