5 Jenis Wangsalan atau Teka-Teki dalam Bahasa Jawa

By Mumtahanah Kurniawati, Selasa, 12 Desember 2023 | 13:00 WIB
Salah satu jenis wangsalan disebut wangsalan lamba. (Freepik)

adjar.id - Apakah Adjarian sering bermain teka-teki bersama teman?

Permainan teka-teki merupakan permainan di mana seseorang memberikan tebakan dan seseorang lainnya harus menjawab.

Nah, dalam bahasa Jawa teka-teki disebut dengan wangsalan.

Namun, sedikit berbeda dengan teka-teki biasa, jawaban dari wangsalan juga disebutkan dalam teka-tekinya.

Jawabannya disebutkan dengan kurang lugas atau hanya berupa beberapa kata saja.

Sehingga, untuk benar-benar mengetahui jawabannya, kita harus memahami wangsalan yang disampaikan.

O iya, pengertian wangsalan sendiri adalah unen-unen utawa tetembungan sing saemper karo cangkriman, nangin batangane wis dikandhakake.

Artinya, wangsalan adalah perkataan atau kalimat sejenis teka-teki, tetapi jawabannya sudah disebutkan.

Nah, wangsalan tidak hanya berfungsi sebagai teka-teki saja, lo.

Wangsalan sering digunakan untuk menasihati atau menyindir dalam kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut didasari pada karakter masyarakat Jawa yang terlalu berhati-hati menyampaikan sesuatu secara langsung.

Baca Juga: 10 Contoh Wangsalan Sajroning Pacelathon

Jenis-Jenis Wangsalan 

Wangsalan terdiri dari lima jenis, yaitu wangsalan lamba, rangkep, memet, padinan, dan edi-peni.

Berikut penjelasannya.

1. Wangsalan Lamba

Wangsalan lamba memiliki karakteristik, sebagai berikut:

- Hanya terdiri dari satu objek.

- Terdiri satu baris yang dijadikan dua kalimat.

- Susunan kalimat pertama berupa teka-teki dan kalimat kedua adalah jawabannya.

Contoh:

Jenang gula, koe aja lali

Jenang gula -> Gulali

2. Wangsalan Rangkep

Baca Juga: 15 Contoh Wangsalan Lamba dan Jawabannya

Wangsalan rangkep memiliki karakteristik, sebagai berikut:

- Isi teka-tekinya terdiri dari dua kalimat.

- Susunan kalimat pertama berupa teka teki dan kalimat kedua adalah jawabannya.

Contoh:

Jenang sela wader kalen sesonderan, apurana yen wonten lepat kawula.

Jenang sela -> apu, wader kalen -> sepat

3. Wangsalan Memet

Wangsalan memet merupakan wangsalan yang cukup rumit, Adjarian.

Berikut adalah karakteristiknya:

- Perlu berpikir berkali-kali untuk mengetahui jawabannya.

- Terdapat kata-kata yang dikaitkan dengan hal lain.

Baca Juga: 6 Contoh Wangsalan Edi Peni

- Memerlukan analisis lebih dalam untuk menemukan jawabannya.

Contoh: 

Uler kembang, yen trima alon-alon.

Uler kembang -> Lintah, kata "li" pada lintah dikaitkan dengan kata "tali".

Tali -> Alon-alonan, arti ini memiliki maksud melakukan pekerjaan dengan santai tanpa paksaan.

4. Wangsalan Padinan

Wangsalan padian memiliki beberapa karakteristik, sebagai berikut:

- Umum digunakan dalam percakapan sehari-hari.

- Bentuknya lebih sederhana.

- Jawaban teka-tekinya mudah ditebak.

Contoh:

Baca Juga: Macam-Macam Tembung Andhahan dalam Bahasa Jawa

Dina kae jane krungu omonganku, nanging njangan gori.

Jangan gori -> mbudeg, pura-pura tidak dengar.

5. Wangsalan Edi-Peni

Karakteristik wangsalan edi-peni, sebagai berikut:

- Terdiri dari satu kalimat yang dibagi menjadi dua klausa.

- Memperhatikan jatuhnya vokal pada akhir klausa.

Contoh:

Witing kelapa juwata ing ngarcapada.

Salugune, wong sinau aja sembrana.

Wit klapa -> glugu.

Juwata ing ngarcapada -> wong.

Baca Juga: Mengenal Tembung Yogyaswara dan Contohnya dalam Bahasa Jawa

Nah, itu tadi jenis-jenis wangsalan.

Coba Jawab!
Apa fungsi wangsalan?
Petunjuk: Cek halaman 1.

Tonton video ini juga, yuk!