Kronologi Terjadinya Perang Padri

By Nabil Adlani, Senin, 3 Juli 2023 | 10:25 WIB
Perang Padri dimulai sejak tahun 1803 sampai 1833 di Sumatra Barat. (pexels)

Akan tetapi di tahun 1821, kaum adat yang mulai terdesak meminta bantuan kepada pemerintah kolonial Belanda.

Pasukan Belanda di bawah pimpinan Letnan Kolonel Raaff pada 4 Maret 1822 berhasil memukul mundur Kaum Padri dari Pagaruyung.

Belanda kemudian membangun benteng pertahanan di Batusangkar dengan nama Fort Van der Capellen.

Di sisi lain, Kaum Padri menyusun kekuatan dan bertahan di Lintau.

Pergerakan pasukan Belanda di Tanjung Alam pada tanggal 10 Juli 1822 dihadang oleh Kaum Padri.

Meski begitu, pasukan Belanda tetap berhasil terus maju sampai ke Luhak Agam.

Pada September 1822, pasukan Belanda dipaksa kembali ke Batusangkar karena terus mengalami tekanan oleh serangan yang dilakukan Kaum Padri.

Setelah mendapatkan tambahan pasukan, pada tanggal 13 April 1823 Letnan Kolonel Raaff mencoba untuk kembali menyerang Lintau.

Akan tetapi, dengan gigih Kaum Padri tetap melakukan perlawanan, sehingga Belanda terpaksa kembali ke Batusangkar pada 16 April 1823.

Pada 15 November 1925, disepakatilah Perjanjian Masang, yaitu periode gencatan senjata antara Kaum Padri di bawah kepemimpinan Tuanku Imam Bonjol dengan Belanda.

Hal ini dilakukan Belanda karena posisi pemerintah Hindia Belanda sedang kewalahan menghadapi berbagai perang di Jawa dan Eropa.

Baca Juga: Latar Belakang dan Bentuk Perlawanan Bali kepada Belanda