Kronologi Terjadinya Perang Padri

By Nabil Adlani, Senin, 3 Juli 2023 | 10:25 WIB
Perang Padri dimulai sejak tahun 1803 sampai 1833 di Sumatra Barat. (pexels)

Kaum Padri dan kaum adat yang sudah bersatu kemudian pada tanggal 11 Januari 1833 melakukan penyerangan ke beberapa kubu pertahanan dari garnisun Belanda.

Belanda yang telah menyadari bahwa keadaan berubah kemudian mengeluarkan Plakat Panjang.

Plakat Panjang ini berisikan pernyataan bahwa kedatangan Belanda ke Minangkabau tidak bermaksud untuk menguasai nagari itu, tetapi untuk menjaga keamanan dan berdagang.

Alasan Belanda yang ingin menjaga keamanan, membuat jalan, membuka sekolah memerlukan biaya besar.

Maka dari itu, penduduk setempat diwajibkan untuk menanam kopi dan menjualnya kepada Belanda.

Secara perlahan, Belanda menyusup dan melakukan penyerangan, sampai akhirnya di tahun 1837 benteng pertahanan Tuanku Imam Bonjol dapat dikuasai Belanda.

Bahkan, Tuangku Imam Bonjol berhasil tertipu dan ditangkap oleh Belanda.

Peperangan terus terjadi sampai akhirnya benteng terakhir Kaum Padri di Dalu-Dalu di bawah pimpinan Tuangku Tambusai berhasil dikuasai Belanda pada tahun 1838.

Perang Padri akhirnya dianggap selesai dengan kemenangan bagi pihak Kolonial Belanda.

Tuan Tambusai dan sisa-sisa pengikutnya dipaksa harus pindah ke Negeri Sembilan di Semananjung Malaya.

Kerajaan Pagaruyung akhirnya menjadi bagian dari Pax Neteherlandica yang berada di bawah kendali Hindia Belanda.

Baca Juga: 3 Kebijakan VOC di Bidang Pemerintahan saat Menjajah Indonesia

"Perang Padri awalnya terjadi karena perselisihan antara Kaum Padri dan kaum adat yang kemudian melibatkan pemerintah Kolonial Belanda."

Nah, itulah kronologi terjadinya Perang Padri di Sumatra Barat, Adjarian.

Coba Jawab!
Mengapa Perang Padri bisa terjadi?
Petunjuk: Cek halaman 1.

---

Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 Edisi Revisi 2017 karya Sardiman AM dan Amurwani Dwi Lestariningsih.