Latar Belakang dan Jalannya Perang Tondano II

By Nabil Adlani, Jumat, 30 Juni 2023 | 13:00 WIB
Perang Tondano II berlangsung pada tahun 1808 setelah Belanda mengingkari perjanjian yang dibuat pada Perang Tondano I. (pexels)

adjar.id - Perang Tondano II merupakan lanjutan dari Perang Tondano I.

Pada masa pendudukan Belanda, rakyat Minahasa di Sulawesi Utara pernah dua kali terlibat pertempuran dengan Belanda.

Pertempuran tersebut dikenal dengan Perang Tondano yang terbagi menjadi Perang Tondano I dan Perang Tondana II.

Perang Tondano I terjadi pada abad ke-17, sementara Perang Tondano II terjadi antara tahun 1808 sampai 1809, Adjarian.

Adanya implementasi politik dari pemerintah Belanda menjadi penyebab meletusnya Perang Tondano II.

Hasil dari Perang Tondano II sangat menggembirakan bagi masyarakat Minahasa, lo.

Sebab, rakyat Minahasa berhasil memukul mundur dan memperoleh kemenangan terhadap Belanda.

Nah, berikut latar belakang dan jalannya Perang Tondano II.

"Perang Tondano II terjadi pada tahun 1808 sampai 1809 antara rakyat Minahasa dengan Belanda."

Latar Belakang Perang Tondano II

Latar belakang dari munculnya Perang Tondano II sebenarnya masih berhubungan dengan hasil akhir dari Perang Tondano I.

Di akhir Perang Tondano I, rakyat Minahasa dan VOC membuat perjanjian pada tahun 1679.

Baca Juga: Jawab Soal Perang Tondano II yang Menandakan Tenggelamnya Kedaulatan Rakyat Minahasa

  

Perjanjian tersebut mengatur berbagai hal tentang kepentingan dan hubungan dari kedua belah pihak.

Salah satu isi dari perjanjian tersebut adalah bahwa rakyat Minahasa akan membantu Belanda terlebih untuk menyalurkan berbagai kebutuhannya.

Selama berkembangannya, Belanda mulai melakukan berbagai tindakan yang licik, misalnya mencampuri urusan walak-walak Minahasa.

Tindakan Belanda yang tidak sesuai dengan perjanjian tersebut membuat walak-walak berselisih.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda, H.W. Daendels membutuhkan pasukan dalam jumlah besar.

Pasukan ini dibutuhkan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi adanya kemungkinan serangan dari Inggris.

Salah satu upaya yang dilakukan Belanda adalah mengerahkan penduduk dari berbagai daerah kekuasannya, termasuk daerah Minahasa.

Pada bulan Mei tahun 1808, Prediger yang merupakan residen Manado mengumpulkan para ukung atau pemimpin wilayah walak atau daerah tingkat distrik.

Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah Belanda membutuhkan sekitar 2.000 pemuda Minahasa untuk dikirim ke Jawa.

Ternyata para ukung tersebut tidak menyetujui dan tidak mau menuruti permintaan Prediger.

Bahkan beberapa ukung mengadakan perlawanan terhadap pemerintahan kolonial Belanda.

Baca Juga: Latar Belakang dan Bentuk Perlawanan Bali kepada Belanda

"Latar Belakang Perang Tondano II masih memiliki hubungan dengan hasil akhir dari Perang Tondano I."

Jalannya Perang Tondano II

Para ukung dari Minahasa memusatkan perlawanannya di daerah Tondano, Minahasa.

Tokoh Perang Tondano II salah satunya adalah Ukung Lonto.

Ukung Lonto ini memimpin perlawanan dan menegaskan bahwa rakyat Minahasa harus melawan pemerintahan kolonial.

Hal ini dilakukan dalam bentuk penolakan terhadap program mobilitasi pemuda Minahasa ke Jawa.

Selain itu, bentuk perlawanan ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan kolonial yang memaksa rakyat untuk menyerahkan beras kepada Belanda secara cuma-cuma.

Awalnya, Prediger masih mencoba untuk menempuh cara yang persuasif dan masih berusaha untuk menarik perhatian dari beberapa ukung.

Akan tetapi, melihat aksi rakyat Minahasa yang membuat keadaan semakin kritis, Prediger kemudian mengirim pasukan untuk menyerang Tondano.

Strategi yang diterapkan oleh Belanda masih sama seperti Perang Tondano I, yaitu membendung sungai Temberan.

Belanda juga menyiapkan dua pasukan yang bertugas untuk menyerang Tondano dari air dan darat.

Hingga akhirnya, pada 23 Oktober 1808 terjadilah pertempuran dan Belanda sukses masuk ke pertahanan rakyat Minahami.

Baca Juga: Penyebab dan Dampak Perang Pattimura

Serangan Belanda terus menerus dilakukan, baik serangan laut maupun darat yang membuat pertahanan Minawanua seperti tidak memiliki kehidupan lagi.

Di sisi lain, strategi Belanda dalam membendung sungai Temberan malah menjadi senjata makan tuan.

Hal ini terjadi karena air sungai Temberan yang meluap membuat gerak para pasukan Belanda semakin sulit.

"Belanda menerapkan strategi membendung sungai Temberan serta menyerang wilayah Tandano dari laut dan darat saat Perang Tondano II."

Nah, itulah latar belakang dan jalannya Perang Tondano II yang terjadi antara rakyat Minahasa dengan Belanda.

Coba Jawab!
Kapan Perang Tondano II terjadi?
Petunjuk: Cek halaman 1.

---

Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 Edisi Revisi 2017 karya Sardiman AM dan Amurwani Dwi Lestariningsih.