Teori Keberagaman dalam Melihat Indonesia sebagai Masyarakat Multikultural, Materi Antropologi Kelas 11 Kurikulum Merdeka

By Nabil Adlani, Kamis, 13 Oktober 2022 | 14:00 WIB
Indonesia memiliki masyarakat multikultural yang memunculkan berbagai teori keberagaman. (pexels/Wizurai Mahatma)

adjar.id – Indonesia memiliki masyarakat multikultural yang memunculkan beberapa teori keberagaman.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk dan bisa dibedakan secara horizontal ataupun vertikal.

Secara horizontal, masyarakat Indonesia ditandai dengan adanya keberagaman ras, agama, suku, dan golongan.

Sementara secara vertikal ditandai dengan perbedaan akses terhadap sumber daya ekonomi dan kekuasaan politik.

Perbedaan tersebutlah yang kemudian memengaruhi sistem kepercayaan, nilai, perilaku, dan pandangan hidup masyarakat Indonesia, Adjarian.

Nah, kali ini kita akan membahas mengenai teori keberagaman dalam melihat Indonesia sebagai masyarakat multikultural yang menjadi materi antropologi kelas 11 Kurikulum Merdeka.

O iya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), multikultural adalah bersifat keberagaman budaya.

Jadi secara umum, multikultural bisa diartikan sebagai keberagaman budaya dengan menggambarkan kesatuan budaya, kelompok sosial, dan suku bangsa dalam suatu negara.

Dalam masyarakat multkultural terdapat tiga nilai penting, yaitu pluralisme, humanisme, dan demokratis.

Berikut teori-teori keberagaman dalam melihat Indonesia sebagai masyarakat multikultural.

“Masyarakat multikultural sangat menjunjung tinggi adanya perbedaan kebudayaan, suku, dan kelompok sosial.”

Baca Juga: Jawab Soal Karakteristik Masyarakat Multikultural Menurut Pierre L. Van Den Berghe

Teori Keberagaman dalam Melihat Indonesia sebagai Masyarakat Multikultural

Berikut beberapa teori keberagaman yang digunakan dalam melihat Indoneisa sebagai masyarakat multikultural.

1. Menurut Clifford Geertz

Clifford Geertz berpendapat bahwa aneka ragam budaya yang berkembang di Indonesia bisa dibagi ke dalam dua tipe berdasarkan ekosistemnya, yaitu:

Kebudayaan yang berkembang di Indonesia dalam, yaitu daerah Jawa dan Bali yang ditandai dengan tingginya intensitas pengolahan tanah secara teratur.

Selain itu, juga adanya penggunaan sistem pengairan dan menghasilkan padi yang ditanam di sawah.

Jadi, kebudayaan di Jawa dan Bali menggunakan tenaga kerja manusia dalam jumlah besar disertai dengan peralatan yang lebih kompleks.

Hal ini merupakan perwujudan upaya manusia mengubah ekosistemnya untuk kepentingan masyarakat.

Kebudayaan yang berkembang di Indonesia luar, yaitu di luar Pulau Jawa dan Bali, kecuali di sekitar Danau Toba, dataran tinggi Sumatra Barat, dan Sulawesi Barat Daya.

Baca Juga: Faktor Penyebab Terbentuknya Masyarakat Multikultural di Indonesia

Ekosistem di daerah ini ditandai dengan jarangnya penduduk yang pada umumnya baru beranjak dari kebiasaan hidup berburu ke arah hidup bertani.

Maka dari itu, mereka melakukan migrasi ke daerah lain untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Sistem kebudayaan yang berkembang di daerah ini ialah kebudayaan masyarakat pantai, kebudayaan masyarakat peladang, dan kehidupan masyarakat berburu.

“Menurut Clifford Geertz, keanekaragaman budaya di Indonesia berdasarkan ekosistemnya terbagi menjadi kebudayaan Indonesia dalam dan Indonesia luar.”

2. Menurut Bruner

Bruner menjelaskan struktur masyarakat majemuk di Indonesia menunjukkan adanya kebudayaan dominan yang disebabkan dua hal, yaitu:

Di Indonesia, kesenjangan jumlah penduduk sangat timpang antara penduduk di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa.

Meski luas, Pulau Jawa hanya 8% dari seluruh wilayah Indonesia, bahkan 70% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa.

Hal ini menyebabkan secara demografis penduduk di Pulau Jawa lebih dominan daripada pulau lainnya di luar Jawa.

Baca Juga: Jenis Konflik Sosial yang Terjadi pada Masyarakat Multikultural

Terkonsentrasinya jumlah penduduk di Jawa dan sistem kekuasaan terpusat di Jakarta, membuat banyak kebijakan pemerintah dianggap berorientasi pusat.

Sehingga, banyak mengabaikan kepentingan-kepentingan dari masyarakat daerah atau lokal.

Kegagalan dalam menyampaikan kepentingan politik lokal dan terhambatnya komunikasi politik tidak jarang menyebabkan terjadinya ketegangan sosial antaretnik.

Struktur sosial yang sifatnya majemuk, membuat masyarakat Indonesia selalu menghadapi permasalahan konflik etnik, disintegarasi masyarakat, dan diskriminasi sosial.

Menurut Bruner, struktur masyarakat majemuk menunjukkan kebudayaan dominan dikarenakan oleh faktor demografis dan faktor politis.”

Nah, itulah penjelasan teori keberagaman dalam melihat Indonesia sebagai masyarakat multikultural, Adjarian.

Coba Jawab!

Apa saja dua tipe aneka ragam budaya di Indonesia berdasarkan ekosistemnya menurut Clifford Geertz?

Petunjuk: Cek halaman 2 dan 3

Tonton video ini, yuk!