Cara Manajemen atau Resolusi Konflik

By Nabil Adlani, Kamis, 22 September 2022 | 08:30 WIB
Mediasi adalah salah satu cata manajemen atau resolusi konflik untuk menyelesaikan konflik. (unsplash/Tim Gouw)

adjar.id – Adjarian, sudah tahu cara manajemen atau resolusi konflik?

Kondisi Indonesia yang penuh dengan keragaman menjadikannya rawan terjadinya suatu konflik.

Oleh karena itu, tidak heran jika di Indonesia sering terjadi suatu konflik sosial, baik yang personal maupun impersonal.

Nah, kali ini kita akan membahas mengenai cara yang dilakukan dalam manajemen atau resolusi konflik yang menjadi materi sosiologi kelas 11 SMA.

Konflik merupakan bagian dari suatu kehidupan di dunia yang tidak bisa dihindari oleh masyarakat.

Umumnya, kanflik bersifat negatif karena ada kecenderungan antara pihak-pihak yang terlibat konflik saling bertentangan dan berusaha melenyapkan.

O iya, konflik didefinisikan sebagai perbedaan kepentingan, tujuan, dan pendapat antara dua atau lebih pihak yang mempunyai objek yang sama dan membawa pada perpecahan.

Dalam sosiologi, konflik disebut juga sebagai pertentangan atau pertikaian.

Konflik ini terdiri dari beragam jenis, yaitu konflik pribadi, konflik rasial, konflik antarkelas sosial, konflik politik antargolongan, dan konflik bersifat internasional.

Yuk, kita simak penjelasan cara manajemen atau resolusi konflik berikut ini, Adjarian!

“Konflik terjadi karena adanya perbedaan mendasar yang berupa perbedaan kepentingan atau tujuan.”

Baca Juga: Dampak Positif dan Negatif Terjadinya Konflik

Cara Manajemen atau Resolusi Konflik

Adjarian, konflik bisa terjadi pada sesama anggota masyarakat saat kepentingan antarsatu anggota masyarakat bertentangan dengan anggota masyarakat yang lain.

Sehingga, penanganan suatu konflik perlu dilakukan yang dalam sosiologi upaya penanganan dikenal dengan manajemen atau resolusi konflik.

Manajemen atau resolusi konflik dipahami sebagai upaya untuk mengurangi dampak kerusakan yang terjadi akibat konflik.

Selain itu, resolusi konflik dipahami pula sebagai upaya dalam menyelesaikan dan mengakhiri konflik.

“Manajemen atau resolusi konflik dilakukan untuk penanganan suatu konflik yang terjadi.”

Secara umum, terdapat beberapa macam cara yang sering dilakukan dalam manajemen atau resolusi konflik, yaitu:

1. Konsiliasi

Konsiliasi adalah pengendalian konflik melalui lembaga-lembaga tertentu untuk memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan.

Hal ini dilakukan antara pihak-pihak yang bertikai mengenai persoalan yang sedang dipertentangkan.

Tidak semua konsiliasi bisa dilakukan pada semua konflik yang terjadi.

Baca Juga: Perbedaan Konflik dan Kekerasan dalam Ilmu Sosiologi

Proses konsiliasi bisa berhasil sebagai pengendalian konflik jika setiap pihak menyadari perlunya pelaksanaan berbagai prinsip keadilan secara jujur bagi semua pihak.

2. Perwasitan

Perwasitan atau arbitration diperlukan pihak ketiga yang memiliki kekuasaan dan wewenang yang lebih tinggi daripada pihak-pihak yang bertikai.

Oleh karena itu, kekuasaan atau kewenangan dari pihak ketiga mampu memaksakan keputusan kepada pihak-pihak yang bertikai.

Biasanya pihak yang bertikai akan menerima apa yang menjadi keputusan wasit yang umumnya dilakukan oleh lembaga pengadilan.

3. Mediasi

Dalam proses pengendalian konflik mediasi, pihak-pihak yang bertikai sepakat menunjuk pihak ketiga sebagai penengah.

Berbeda dengan perwasitan, Dalam mediasi, pihak ketiga tidak memiliki kekuasaan atau wewenang.

Pihak penengah memiliki status yang sama dengan pihak-pihak yang bertikai sehingga penengah tidak memiliki kekuasaan untuk melaksanakan keputusan.

Jadi, tugas pihak penengah ini hanya sebagai pemberi nasihat dan tidak mengikat pihak-pihak yang berkonflik.

“Melalui proses mediasi, berbagai pihak yang bertentangan memiliki kemungkinan untuk menarik diri dari pertikaian tersebut tanpa harus menurunkan harga diri.”

Baca Juga: Bentuk-Bentuk Konflik Menurut Lewis A. Coser

4. Paksaan

Paksaan merupakan salah satu bentuk penyelesaian konflik dengan cara paksaan baik secara fisik maupun psikologis.

Umumnya, proses ini terjadi jika salah satu pihak berada pada posisi yang lebih dan pihak satunya berada di posisi yang kuat.

Paksaan fisik biasanya digunakan untuk menarik diri dari pertikaian tersebut tanpa harus menurunkan harga diri.

5. Detente

Detente adalah mengurangi ketegangan hubungan antara dua pihak yang bertikai.

Cara ini biasanya digunakan sebagai usaha pendekatan dalam mencapai suatu perdamaian.

Oleh karena itu, pada proses ini belum ada penyelesaian konflik secara pasti yang tentunya belum ada pihak yang dinyatakan kalah atau menang.

Detente hanya upaya pendekatan untuk menentukan cara yang tepat untuk menyelesaikan konflik.

“Detente digunakan untuk mengurangi ketegangan hubunagan dari dua pihak yang sedang bertikai.”

Nah, itu tadi Adjarian, cara manajemen atau resolusi konflik yang digunakan untuk menangani suatu konflik di masyarakat.

Baca Juga: Latihan Soal UTBK SBMPTN Konflik Sosial

Coba Jawab!

Apa yang dimaksud dengan konflik?

Petunjuk: Cek halaman 1.

Tonton juga video ini, yuk!