adjar.id – Di dalam bahasa Jawa ada ukara lamba dan ukara camboran.
Memahami struktur kalimat merupakan hal yang paling mendasar dalam mempelajari sebuah bahasa.
Nah, ukara lamba dan ukara camboran sendiri termasuk dua jenis kalimat yang penting untuk dipelajari saat belajar bahasa Jawa.
O iya, kedua kalimat tersebut saling berkaitan, lo.
Kalau dalam bahasa Indonesia, kita mengenal kalimat tunggal dan kalimat majemuk, Adjarian.
Kira-kira, yang mana yang disebut dengan kalimat tunggal, ya? Apakah ukara lamba atau ukara camboran?
Bagaimana dengan kalimat majemuk?
Untuk menemukan jawaban dan penjelasannya, coba kita pelajari bersama, yuk!
“Ukara lamba dan ukara camboran merupakan jenis kalimat yang saling berkaitan dalam bahasa Jawa.”
Baca Juga: Pengertian dan Contoh Ukara Pakon dan Ukara Pitakon Bahasa Jawa
Ukara Lamba dan Ukara Camboran dalam Bahasa Jawa
1. Ukara Lamba
Dalam bahasa Indonesia, ukara lamba disebut dengan kalimat tunggal.
Sesuai dengan namanya, kalimat tunggal hanya memiliki satu gagasan atau ide di dalamnya.
Sebuah ukara lamba atau kalimat tunggal bahasa Jawa tersusun dari satu jejer (subjek) dan satu wasesa (predikat) saja.
O iya, tak jarang juga lesan (objek) dan katrangan (keterangan) ditambahkan sebagai pelengkap kalimat.
Contoh ukara lamba:
- Wisnu nulis layang.
(Wisnu menulis surat)
Baca Juga: Pengertian Kalimat Perintah Ukara Pakon dalam Bahasa Jawa dan Jenisnya
Wisnu = Jejer
Nulis = Wasesa
Layang = Lesan
- Ibu masak ing dapur.
(Ibu memasak di dapur.)
Ibu = Jejer
Masak = Wasesa
Ing dapur = Katrangan
“Ukara lamba adalah kalimat tunggal, sementara ukara camboran adalah kalimat majemuk.”
Baca Juga: Pengertian Ukara Tanduk dan Ukara Tanggap beserta Contoh Kalimatnya
2. Ukara Camboran
Ada kalimat tunggal, ada juga kalimat majemuk.
Yap! Ukara camboran adalah sebutan untuk kalimat majemuk dalam bahasa Jawa.
Berbeda dengan ukara lamba, ukara camboran tersusun dari lebih dari satu gagasan atau klausa yang dihubungkan dengan konjungsi.
Dengan arti lain, ukara camboran adalah dua atau lebih ukara lamba yang digabungkan dengan konjungsi.
Konjungsi yang biasa digunakan dalam ukara camboran adalah lan (dan), utawa (atau), naging (tetapi), senajan (meskipun), dene (sedangkan), sawise (setelah), banjur (kemudian), dan masih banyak lagi.
Contoh ukara camboran:
- Aku seneng badminton, adikku seneng badminton = Aku lan adikku seneng badminton.
(Aku dan adikku suka bermain badminton.)
Baca Juga: 13 Contoh Ukara Pakon atau Kalimat Perintah dalam Bahasa Jawa
- Risa lara weteng, Risa mangkat pramuka = Risa lara weteng nanging tetep mangkat pramuka.
(Risa sakit perut, tetapi tetap berangkat pramuka.)
- Dina iki udan deres, Udin mangkat sekolah = Senajan dina iki udan deres, nanging Udin tetep mangkat sekolah.
(Meskipun hari ini hujan deras, Udin tetap berangkat sekolah.)
Nah, Adjarian, itulah pengertian dan contoh ukara lamba dan ukara camboran dalam bahasa Jawa.
Untuk mengasah pemahaman, sekarang kita jawab pertanyaan berikut, yuk!
Pertanyaan |
Sebutkan dua contoh ukara lamba beserta unsurnya. |
Petunjuk: Cek halaman 2-3. |
Pelajari video di bawah ini, yuk!