adjar.id – Di dalam bahasa Jawa, ada yang disebut dengan ukara tanggap dan ukara tanduk, Adjarian.
Kalau di dalam bahasa Indonesia, kita mengenal istilah kalimat aktif dan kalimat pasif. Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan.
Contoh kalimat aktif adalah "Budi makan ayam goreng". Kalimat tersebut menerangkan bahwa Budi sebagai subjek sedang makan ayam goreng.
Nah, sementara kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Kalimat ini umumnya fokus pada objek yang terdampak.
Misalnya pada kalimat “Ayam goreng dimakan Budi,” dalam kalimat ini, kita akan lebih menekankan pada “ayam goreng” yang dimakan oleh Budi.
Sama halnya dengan bahasa Jawa, di dalam bahasa Jawa, kalimat aktif disebut dengan ukara tanduk sementara kalimat pasif disebut dengan ukara tanggap.
Nah, apa yang dimaksud dengan ukara tanduk dan ukara tanggap? Bagaimana contoh kalimatnya?
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai keduanya, Adjarian. Yuk, simak uraian berikut!
“Ukara tanduk adalah kalimat aktif dan ukara tanggap adalah kalimat pasif.”
Baca Juga: Ungkapan Perkenalan Menggunakan Bahasa Jawa Ngoko dan Contoh Dialognya
Ukara Tanduk (Kalimat Aktif)
Ukara tanduk merupakan kalimat yang predikatnya (wasesane) memakai kata kerja (tembung kriya) tanduk atau mendapatkan awalan (ater-ater) anuswara (n-, m-, ng-, ny-) dan subjek (jejer) melakukan pekerjaan.
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR