adjar.id – Tahukah Adjarian yang dimaksud dengan ukara pakon dan ukara pitakon dalam bahasa Jawa?
Hal paling mendasar yang pelru dipahami saat mempelajari suatu bahasa adalah kalimat.
Meskipun dalam praktiknya nanti kita kurang memperdulikan jenis-jenisnya secara teoritis, tetapi paling tidak kita perlu memahami pengguanaannya.
Dengan begitu, kita tidak akan kesulitan saat ingin merangkai atau menyampaikan sebuah kalimat.
Adjarian, sebenarnya kalimat dalam bahasa Jawa tidak jauh berbeda dengan kalimat bahasa Indonesia.
Mulai dari tata bahasa, konstruksi, hingga jenis-jenis kalimat.
Nah, dalam bahasa Jawa dikenal dua jenis kalimat, yaitu ukara pakon dan ukara pitakon.
Apa yang dimaksud dengan ukara pakon dan ukara pitakon? Langsung saja pelajari bersama, yuk!
“Ukara pakon dan ukara pitakon merupakan dua jenis kalimat dalam bahasa Jawa.”
Baca Juga: Pengertian Ukara Tanduk dan Ukara Tanggap beserta Contoh Kalimatnya
Ukara Pakon dan Ukara Pitakon dalam Bahasa Jawa
1. Ukara Pakon
Dalam bahasa Jawa, “pakon” disebut dengan perintah.
Sesuai dengan namanya, jenis kalimat satu ini digunakan untuk memerintah atau menyuruh orang lain melakukan sesuatu.
Kita umum menyebutnya sebagai kalimat perintah dalam bahasa Indonesia.
O iya, kalimat satu ini dicirikan dengan penggunaan kata seru (!) di akhir kalimat.
Contohnya:
- Mangga, Bu, mang mampir mriki!
(Silakan, Bu, silakan mampir ke sini!)
Baca Juga: Contoh Tembung Entar atau Kata Kiasan dan Penggunaannya dalam Kalimat
- Nduk, tak tinggal dilit. Ora pareng nakal, ya!
(Nak, kutinggal sebentar. Tidak boleh nakal, ya!)
- Iki wayahe serius, ojo cengengesan!
(Ini saatnya serius, jangan cengengesan!)
- Le, yen bar mlebu omah pagere ditutup!
(Nak, kalau setekah masuk rumah, pagarnya ditutup!)
- Ojo lunga, bariki ana pengumuman penting!
(Jangan pergi, setelah ini ada pengumuman penting!)
“Ukara pakon merupakan kalimat perintah yang dicirikan dengan tanda seru di akhir kalimat.”
Baca Juga: Tembung Camboran: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh-contohnya
2. Ukara Pitakon
Nah, kalau kalimat satu ini dalam bahasa Indonesia disebut dengan kalimat tanya, Adjarian.
Umumnya, ukara pitakon dicirikan dengan kata tanya “sapa?”, “pira?”, “ning endi?”, “kapan?”, “kepiye?”, “apa?”, dan lainnya.
O iya, sama seperti kalimat tanya dalam bahasa Indonesia, ukara pitakon juga diakhiri dengan tanda tanya (?) di akhir kalimat.
Contoh penggunaan:
- Wayah apa koe lunga menyang sekolah?
(Kapan kamu pergi ke sekolah?)
- Apa panganan kesenenganmu?
(Apa makanan kesukaanmu?)
Baca Juga: Pengertian Tembung Garba Bahasa Jawa dan Contoh-contohnya
- Piye kabare bapak ibumu?
(Bagaimana kabar bapak ibumu?)
- Sapa jenenge adikmu?
(Siapa nama adikmu?)
- Genea koe ora melu?
(Mengapa kamu tidak ikut?)
Nah, Adjarian, itulah pengertian dan contoh-tontoh ukara pakon dan ukara pitakon dalam bahasa Jawa.
Untuk mengasah pemahaman, coba kerjakan soal di bawah ini, yuk!
Pertanyaan |
Ukara pakon adalah ... |
Petunjuk: Cek halaman 2. |