Bentuk Gerakan Separatis di Daerah pada Masa Demokrasi Liberal

By Nabil Adlani, Senin, 14 Maret 2022 | 10:30 WIB
Munculnya gerakan separtis di daerah membuat persatuan dan kesatuan bangsa terganggu. (pixabay)

Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar 

Pemberontakan ini disebabkan oleh Kahar Muzakar yang menempati laskar-laskar rakyat Sulawesi Selatan ke dalam lingkungan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat atau APRIS.

Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Daud Beureuh yang merupakan mantan Gubernur Aceh.

Baca Juga: Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1959-1965

Pemberontakan ini disebabkan oleh status Aceh yang semula menjadi daerah istimewa diturunkan menjadi daerah keresidenan di bawah provinsi Sumatra Utara.

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar yang menamakan gerakannya dengan sebutan Kesatuan Rakyat yang tertindas.

Kemudian pada 1954, Ibnu Hajar secara resmi bergabung dengan Negara Islam Indonesia dan ditunjuk sebagai panglima tertinggi Tentara Islam Indonesia atau TIM.

“Pemberontakan DI/TII terjadi di tiga daerah, yaitu Sulawesi Selatan, Aceh, dan Kalimantan Selatan.”

2. Pemberontakan Pemerintah Revolusional Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat Sementara

Pemberontakan Pemerintah Revolusional Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat Sementara atau PRRI/Permesta terjadi di Sulawesi.

Pemberontakan ini disebabkan oleh adanya hubungan yang kurang harmonis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

“Pemberontakan PRRI/Permesta terjadi di Sulawesi karena adanya hubungan kurang harmonis antara pemerintah pusat dan daerah.”