Bentuk Gerakan Separatis di Daerah pada Masa Demokrasi Liberal

By Nabil Adlani, Senin, 14 Maret 2022 | 10:30 WIB
Munculnya gerakan separtis di daerah membuat persatuan dan kesatuan bangsa terganggu. (pixabay)

Hal ini tercermin dari jatuh bangunnya kabinet dalam kurun waktu 1950 sampai 1959 yang sudah terjadi tujuh kali pergantian kabinet.

Hal yang membuat kondisi negara menjadi kecau pada masa demokrasi liberal adalah tidak berhasilnya badan konstituate menyusun UUD yang baru.

Nah, keadaan ini memancing persaingan politik dan menyebabkan kondisi ketatanegaraan Indonesia menjadi tidak menentu, Adjarian.

Kondisi yang sangat membahayakan bangsa dan negara ini mendorong presiden Soekarno untuk mengajukan rancangan mengenai konsep demokrasi terpimpin.

Hal ini dilakukan dalam rangka mengembaalikan UUD 1945 dari UUDS 1950.

Hingga kemudian terjadi perdebatan di pemerintahan, sementara di sisi lain kondisi negara semakin gawat dan tidak terkendali.

“Kondisi inilah yang kemudian mendorong presiden untuk menggunakan wewenangnya untuk mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959.”

Baca Juga: Daftar Kabinet pada Masa Demokrasi Liberal

Bentuk Gerakan Separatis di Daerah

Kondisi negara yang sedang kacau diperparah dengan adanya beberapa gerakan separtis yang terjadi di daerah, di antaranya:

1. Gerakan Darus Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)

Pemberontakan yang dilakukan DI/TII dilakukan di beberapa daerah yang meliputi: