adjar.id – Tahukah Adjarian yang dimaksud dengan tembung saloka dalam bahasa Jawa?
Saloka merupakan salah satu bentuk basa rinengga atau gaya bahasa. Beberapa gaya bahasa lainnya sudah kita bahas sebelumnya, termasuk tembung pepindhan, tembung entar, dan tembung saroja.
Tembung saloka sendiri adalah ungkapan dalam bahasa Jawa yang penggunaannya sudah pasti, bermakna konotatif, dan mengandung perumpamaan.
Kenapa dikatakan penggunaannya sudah pasti?
Hal ini dikarenakan ungkapan-ungkapan tembung saloka sudah ada sejak dahulu dalam perkembangan kesusastraan Jawa dan disampaikan secara turun temurun.
Sama seperti bentuk lain basa rinengga, tembung satu ini merupakan wujud bahasa sastra yang dengan sengaja disusun indah untuk tujuan tertentu.
Tembung saloka ini banyak digunakan masyarakat Jawa untuk menjaga perasaan lawan bicara, tetapi pesan yang dimaksud tetap tersampaikan dengan baik.
Nah, kali ini kita akan menyimak contoh-contoh tembung saloka beserta artinya. Langsung saja kita simak bersama, yuk!
“Tembung saloka adalah salah satu bentuk dasri basa rinengga.”
Baca Juga: Contoh Tembung Entar atau Kata Kiasan dan Penggunaannya dalam Kalimat
Contoh-contoh Tembung Saloka dan Artinya
1. Bebek mungsuh mliwis = Wong pinter memungsuhan karo wong pinter, nanging sijine kalah ulet lan trampil.
(Orang pandai bermusuhan dengan orang pandai tetapi yang satu kalah tekun dan terampil).
2. Belo melu seton = Wong kang melu-melu, nanging ora ngerti karepe/tujuwane.
(Orang yang hanya ikut-ikutan tetapi tidak mengerti maksud dan tujuannya).
3. Cecak nguntal empyak/cagak = Gegayuhan kang ora timbang karo kekuwatane.
(Keinginan/ cita-cita yang tidak sesuai dengan kemampuannya).
4. Dhandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dhandhang = Ala diunekake apik, apik diunekake ala. (Buruk dikatakan baik dan baik dikatakan buruk).
“Tembung saloka sifatnya pasti, konotatif, dan mengadung makna kiasan.”
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Tembung Pepindhan? Ini Pengertian dan Contoh-Contohnya
5. Dom sumurup ing banyu = Wong kang lakune sesindheman kanggo nyumurupi wewadi.
(Melakukan sesuatu secara diam-diam untuk menutupi keburukan)
6. Gajah alingan suket teki = Lahir lan batine ora padha bakal ketara.
(Sifat/kelakuan lahir maupun batin biarpun tidak kelihatan pasti akan terlihat).
7. Gajah tumbuk karo gajah, kancil mati ing tengah = Wong gedhe pasulayan karo wong gedhe wong cilik sing dadi korbane.
(Orang yang berkedudukan saling bertengkar, rakyat kecil yang menjadi korban.)
8. Idu didilat maneh = Wong kang menehi dijaluk bali maneh utawa murungake janji kang wis diucapake.
(Orang yang sudah memberi kemudian meminta kembali pemberiannya atau membatalkan janji yang diucapkan).
“Isi kalimat-kalimat saloka digunakan untuk nasihat, teguran, maupun sindiran.”
Baca Juga: Contoh Tembung Saroja dan Penggunaannya dalam Kalimat
9. Kacang mangsa ninggala lanjaran = Pakulinane anak biasane niru tumindake wong tuwane.
(Kebiasaan anak biasanya akan meniru perbuatan orang tuanya).
10. Kriwikan-dadi grojogan = Prekara cilik dadi prakara gedhe tur ngambra-ambra.
(Permasalahan kecil menjadi besar dan menjadi-jadi).
11. Lahang karoban manis = Wong rupane bagus utawa wong rupane ayu tur ya apik bebudene.
(Orang yang rupawan serta berbudi pekerti luhur).
Nah, Adjarian, itulah contoh tembung saloka beserta artinya yang dapat kita ketahui dan pelajari, ya!
Coba kerjakan soal di bawah ini, yuk!
Pertanyaan |
Apa yang dimaksud dengan "Kacang mangsa ninggala lanjaran?" |
Petunjuk: Cek halaman 3. |