adjar.id – Selama pendudukannya di Tanah Air, Jepang juga melakukan pengendalian di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Masuknya Jepang ke Indonesia dengan membawa propaganda yang menjajikan bagi bangsa Indonesia.
Akan tetapi, di balik itu semua ada tindakan merugikan yang dilakukan Jepang selama pendudukannya.
Jepang mengerahkan semua kekuatan dan potensi yang ada untuk menopang perang melawan sekutu.
Semua aset kekayaan Indonesia pun dikuras habis untuk memenangkan perang dan melanjutkan industri di negara Jepang.
Jepang mengerahkan semua kekuatan yang ada di Indonesia untuk membantu mereka dalam perang.
Nah, kali ini kita akan membahas mengenai pengendalian Jepang pada bidang pendidikan dan kebudayaan yang menjadi materi sejarah kelas 11 SMA.
Yuk, kita cari tahu bagaiman pengendalian Jepang di bidang pendidikan dan kebudayaan Indonesia!
“Sifat kejam Jepang lama kelamaan membuat rakyat Indonesia melakukan berbagai perlawanan.”
Baca Juga: Jawab Soal Perlawanan Rakyat Papua terhadap Kekejaman Jepang
Pengendalian Jepang di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
Pemerintah Jepang saat menduduki Indonesia mulai membatasi kegiatan pendidikan yang ada di Indonesia.
Jepang melakukan pengurangan jumlah sekolah secara drastis, Adjarian.
Jumlah sekolah dasar diturunkan dari 21.500 sekolah menjadi hanya 13.500 sekolah saja.
Kemudian sekolah lanjutan menurun dari 850 sekolah menjadi 20 sekolah dan kegiatan perguruan tinggi juga terhenti.
Nah, jumlah murid sekolah dasar juga menurun sebanyak 30 persen, sementara murid sekolah lanjutan menurun sampai 90 persen, lo.
Hal ini juga berpengaruh terhadap tenaga pengajar yang juga mengalami penurunan.
O iya, muatan kurikulum sekolah juga dibatasi oleh Jepang.
“Perubahan kurikulum sekolah salah satunya dengan penetapan bahasa Jepang menjadi mata pelajaran wajib di sekolah.”
Baca Juga: Jawab Soal Tujuan Jepang Membentuk Putera
Menghormati Budaya dan Adat Jepang
Para pelajar di sekolah harus menghormati budaya dan adat istiadat Jepang, sekaligus harus melakukan kegiatan kerja bakti atau kinrohosyi.
Kegiatan kerja bakti tersebut meliputi pengumpulan bahan-bahan untuk perang, penanaman bahan makanan, penanaman pohon jarak, perbaikan jalan, dan lain sebagainya.
Para pelajar juga harus mengikuti kegiatan latihan jasmani dan kemiliteran sekaligus menjalankan semangat Jepang atau Nippon Seishin.
O iya, para pelajar juga haru menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo, menghormati bendera Hinomaru, dan melakukan gerakan badan atau taiso serta seikerei.
Nah, adanya kebijakan pemerintah Jepang tersebut membuat angka buta huruf di Indonesia menjadi lebih meningkat.
Para pemuda Indonesia pun mengadakan program pemberantasan buta huruf yang dipelopori oleh Putera.
Nah, dari berbagai kasus tersebut, bisa dikatakan bahwa pendidikan Indonesia pada masa pendudukan Jepang mengalami kemunduran.
“Kebijakan pendidikan yang diterapkan pemerintah Jepang lebih terfokus pada kemiliteran.”
Baca Juga: Dampak Kependudukan Jepang di Indonesia
Kemunduran pendidikan Indonesia sangat berkaitan dengan kebijakan pemerintah Jepang yang lebih berorientasi pada kemiliteran untuk kepentingan pertahanan Indonesia.
Banyak anak usia sekolah yang kemudian harus masuk organisasi semimiliter sehingga banyak yang putus sekolah.
Bagi Jepang, pelaksanaan pendidikan bagi rakyat Indonesia bukan untuk membuat rakyat menjadi pandai.
Akan tetapi dalam rangka untuk pembentukan kader-kader yang memelopori program Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya, Adjarian.
Nah, itulah gambaran tentang pengendalian yang dilakukan Jepang di bidang pendidikan dan kebudayaan yang mana lebih mengedepankan militer.
Yuk, sekarang kita jawab pertanyaan ini!
Pertanyaan |
Apa saja pembatasan kegiatan pendidikan yang dilakukan Jepang bagi bangsa Indonesia? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |