1. Teori Faktor Individual
Setiap perilaku suatu kelompok yang termasuk dalam kekerasan dan juga konflik biasanya berasal dari tindakan individual.
Nah, dalam teori faktor individual ini perilaku kekerasan yang dilakukan oleh individu merupakan suatu agresivitas yang dilakukan individu secara sendirian.
Agresivitas tersebut dilakukan bisa secara spontan ataupun terencana, dan juga perilaku kekerasan yang dilakukan secara bersama.
Jadi dalam suatu konflik yang melibatkan kelompok, penggeraknya hanyalah segelintir orang saja atau dari individu-individu.
Baca Juga: Unsur-Unsur Struktur Sosial dan Fungsinya
Misalnya kerusuhan suporter sepak bola yang sebenarnya hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, tetapi bisa memengaruhi pihak lain untuk melakukan hal yang sama.
2. Teori Faktor Kelompok
Teori faktor kelompok tercipta dari kurangnya kesepakatan beberapa orang ahli terhadap teori faktor individual.
Teori ini menjelaskan bahwa individu membentuk kelompok dan setiap kelompok memiliki indentitas.
Nah, identitas kelompok inilah yang kemudian sering dijadikan sebagai alasan dari munculnya kekerasan dan konflik, seperti indentitas rasial atau etnik.
“Dalam pandangan teori fator individual, suatu kekerasan atau konflik terjadi karena adanya beberapa individu dalam kelompok yang memicunya.”