Oleh karena itu, ide atau gagasan untuk aksi pemberdayaan perlu dirancang oleh penerima manfaat dan fasilitator.
Komunikasi ide ini dapat dilakukan melalui sosialisasi dan musyawarah antara komunitas lokal, akademisi, serta tenaga ahli dari pemerintah yang akan menjalankan program pemberdayaan.
Tahap ini bertujuan untuk memastikan program yang direncanakan lebih matang dengan masukan dari berbagai pihak, sehingga program dapat lebih tepat sasaran dan melibatkan partisipasi banyak pihak.
Pertemuan dan komunikasi ini memungkinkan fasilitator dan masyarakat penerima manfaat untuk memahami implementasi program dengan jelas, termasuk langkah-langkah yang akan diambil dan kebutuhan selama pelaksanaan.
Hal ini juga membantu dalam menyusun anggaran yang sesuai dengan kebutuhan.
Fasilitator perlu mengenal lingkungan sosial dan budaya masyarakat penerima manfaat untuk mencegah penolakan.
Pendekatan ini melibatkan komunikasi dan perizinan dari tokoh adat, tokoh masyarakat, atau pemerintah desa, yang dapat menjadi penghubung antara fasilitator dan komunitas lokal.
2. Menyusun Jadwal Kegiatan
Setelah semua pihak memahami program, langkah berikutnya adalah menyusun jadwal kegiatan.
Jadwal ini harus disepakati dan dipatuhi bersama agar program dapat berjalan efektif dan mencapai target.
Baca Juga: 5 Fungsi Kearifan Lokal, Materi Sosiologi Kelas XII Kurikulum Merdeka
Source | : | kemdikbud.go.id |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR