adjar.id - Apa yang Adjarian ketahui tentang tembung rangkep?
Pada artikel ini kita akan mempelajari tentang jenis-jenis tembung rangkep atau kata ulang dalam bahasa Jawa serta ciri-cirinya.
Tembung rangkep adalah jenis kata yang dibaca dua kali, bisa seluruh kata atau hanya satu suku kata.
Nah, diketahui ada berbagai contoh tembung rangkep dalam bahasa Jawa yang dapat ditemukan dalam percakapan sehari-hari.
O iya, tembung rangkep umumnya juga tidak mengubah golongan kata, Adjarian.
Dalam bahasa Indonesia, tembung rangkep disebut sebagai kata ulang atau reduplikasi.
Tembung rangkep pada dasarnya dibagi menjadi berbagai jenis.
Jenis-jenis inilah yang akan menghasilkan berbagai bentuk dari tembung rangkep.
Selain itu, tembung rangkap juga memiliki beberapa fungsi, seperti sebagai kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan.
Yuk, kita pelajari sama-sama apa saja jenis-jenis tembung rangkep serta ciri-cirinya!
Tembung rangkep terbagi menjadi tiga macam, yaitu dwilingga, dwipurwa, dan dwiwasana.
Baca Juga: 20 Contoh Tembung Rangkep atau Kata Ulang dalam Bahasa Jawa
1. Tembung Rangkep Dwilingga Wantah
Tembung rangkep dwilingga wantah terdiri dari pengulangan kata dasar sehingga belum mendapat imbuhan.
Tembung rangkep dwilingga dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
- Dwilingga padha swara, yaitu kata dasarnya yang diucapkan dua kali. Misalnya buku-buku, kursi-kursi, dan meja-meja.
- Dwilingga semu atau murni adalah kata ulang uang murni, seperti kupu-kupu.
- Dwilingga salin swara ialah kata ulang yang kata dasarnya diganti menjadi huruf vokal, misalnya bola-bali, mloya-mlayu, dan mloka-mlaku.
2. Tembung Rangkep Dwipurwa
Tembung rangkep dwipurma merupakan tembung rangkep yang diulang suku kata bagian depan atau suku kata pertama.
Contoh tembung rangkep dwipurwa, yaitu dedunung, jejupuk, jejamu, tetuku, leluri, dan tetamba.
3. Tembung Rangkep Dwiwasana
Baca Juga: 10 Contoh Kalimat Bahasa Jawa Menggunakan Tembung Rangkep Dwilingga Wantah
Tembung rangkap dwiwasana ialah tembung yang diulang pada bagian belakang suku katanya saja.
Misalnya, celuluk, cekikik, cekakak, dan cengenges.
Ciri-Ciri Tembung Rangkep
- Terdiri dari dua suku kata.
- Menunjukkan makna gramatis atau sesuai dengan tata bahasa.
- Berupa kata yang sama dan diulang.
- Ditulis dengan memberikan tanda hubung, tetapi pada rangkep dwipurwa dan dwiwasana tidak perlu.
- Rangkep ditulis serangkai dengan awalan atau akhiran.
Nah, itulah penjelasan tentang jenis-jenis tembung rangkep serta ciri-cirinya.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan tembung rangkep? |
Petunjuk: Cek di halaman 1. |
Tonton video ini, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR