adjar.id - Tembang macapat terdiri dari Maskumambang, Mijil, Kinanthi, Sinom, Asmarandana, Gambuh, Dhandhanggula, Durma, Pangkur, Megatruh, dan Pocung.
Pada artikel ini kita akan mempelajari tentang makna, aturan, watak dari tembang macapat Kinanthi.
Macapat atau maca papat-papat adalah salah satu karya sastra Jawa yang berupa puisi tradisional atau tembang.
Tembang macapat memuat unsur-unsur puisi, seperti penggunaan rima, gaya bahasa, dan unsur-unsur lainnya.
Dalam tembang macapat Jawa terdapat tiga aturan, yaitu guru lagu, guru gatra, dan guru wilangan.
Guru lagu ialah persamaan bunyi saja pada akhir kata dalam setiap baris.
Bunyi lagu pada akhir gatra (a, i, u, e, o) disebut dengan 'dong dinge swara'. Hal ini dimaksudkan akhir suku kata setiap baris harus berupa huruf vokal, misalnya u, a, i, a.
Baris pertama berakhir dengan vokal u, baris kedua berakhir dengan vokal a, baris ketiga dengan vokal i, dan baris keempat berakhir dengan vokal a.
Sementara guru gatra merupakan banyaknya jumlah larik atau baris dalam satu bait.
Setiap jenis tembang macapat memiliki watak atau karakteristik tersendiri.
Yuk, kita pelajari sama-sama makna, aturan, dan watak dari tembang macapat Kinanthi!
Baca Juga: Tembang Macapat Mijil: Makna, Aturan, dan Wataknya
Kinanthi berasal dari kata kanthi atau tuntun yang bermakna manusia membutuhkan tuntunan atau jalan yang benar untuk menggapai cita-cita.
Kinanthi juga bisa dimaknai sebagai bergandengan, bergandengan tangan, teman, nama zat, benda, atau nama bunga.
Tembang Kinanthi ialah tembang yang menggambarkan pembentukan jati diri dan mencari bekal ilmu baik secara formal maupun nonformal.
Makna tembang macapat Kinanthi menceritakan perjalanan seseorang anak menuju remaja.
Pada masa-masa remaja, biasanya seseorang akan mengalami proses pencarian identitas atau jati diri.
Ia akan mendapatkan banyak referensi melalui interaksi lingkungan dan pergaulan.
Selain itu, anak remaja juga dikenal labil sehingga belum bisa menentukan pilihan secara bijaksana.
Maka dari itu, anak remaja biasa membutuhkan dampingan dari orang tua agar tidak jatuh ke jalan yang salah.
Biasanya tembang macapat Kinanthi dilantunkan untuk acara pentas, adat, dan hiburan.
Sama seperti tembang macapat lainnya, tembang Kinanthi juga memiliki sejumlah aturan persajakan, yaitu:
Baca Juga: Tembang Macapat Maskumambang: Makna, Aturan, Watak
- Guru gatra: tiap bait memiliki 6 kalimat
- Guru wilangan: jumlah suku kata pada tiap larik, yaitu 8,8,8,8,8, dan 8
- Guru lagu: jatuhnya vokal terakhir pada tiap larik, yakni u, i, a, i, a, i
Tembang macapat Kinanthi memiliki makna yang serupa dengan kata gandheng, khanti, serta kanthil dalam bahasa Jawa.
Maka, watak tembang Kinanthi cenderung digambarkan bahagia, kasih sayang, nasihat, keramahan, serta keteladanan hidup.
Lirik-lirik pada tembang macapat Kinanthi juga tepat digunakan untuk mengungkapkan kasih sayang, wejangan, dan nasihat hidup.
Maka dari itu, tembang macapat Kinanthi sering digunakan sebagai alat penyampaian pesan.
Demikian penjelasan tentang makna, aturan, dan watak dari tembang macapat Kinanthi.
Coba Jawab! |
Apa saja lagu yang termasuk tembang macapat? |
Petunjuk: Cek di halaman 1. |
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR