adjar.id - Ilmu sejarah merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa, orang, negara, atau kehidupan yang terjadi pada masa lalu.
Sementara ilmu sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang berbagai fenomena berupa masalah sosial dan masyarakat lahir dari kegelisahan.
Perbedaan antara ilmu sejarah dan ilmu sosial humaniora terletak pada penekanan diakronis dan sinkronisnya.
Kedua disiplin ilmu ini sama-sama bersifat diakronis dan sinkronis.
Akan tetapi, ilmu sejarah cenderung diakronis, sedangkan ilmu sosial humaniora cenderung sinkronis.
Masing-masing disiplin ilmu sosial humaniora memiliki kekhasan, baik cara pandang (perspektif), teori, maupun metode dalam mengkaji suatu fenomena sosial.
Objek kajian dari ilmu sosial humaniora adalah manusia dan lingkungan. Manusia dapat dilihat sebagai individu dan kelompok.
Selain itu, masing-masing dari disiplin ilmu juga memiliki sejarah kelahiran.
Dalam filsafat ilmu pengetahuan, hal ini disebut sebagai ontologi, sedangkan cara ilmu tersebut dipelajari disebut sebagai epistemologi.
Adapun nilai atau guna dari suatu ilmu yang dipelajari disebut sebagai aksiologi.
Bersumber dari kemendikbud.go.id, penggunaan teori-teori sosial dalam penelitian sejarah dipelopori oleh sejarawan Sartono Kartodirdjo.
Baca Juga: Pengertian Bias Sejarah serta Penyebabnya, Materi Sejarah Kelas X
Penggunaan teori-teori sosial seperti birokrasi, kelas sosial, dan perubahan sosial dapat kita temukan dalam tulisannya.
Yuk, kita pelajari sama-sama teori dasar sosiologi dan tokohnya!
"Salah satu ilmu yang digunakan dalam mempelajari sejarah adalah sosiologi."
1. Teori Interaksionisme Simbolik oleh Max Weber
Teori ini menjelaskan bahwa individu bertindak sesuai dengan interpretasi terhadap makna yang ada pada dunia.
Teori interaksionisme simbolik menjelaskan bahwa setiap orang memberikan makna pada simbol yang kemudian diinterpretasikan secara subjektif pada simbol-simbol tersebut.
Diketahui bahwa teori ini memberikan perspektif pada sosiolog untuk bisa mempertimbangkan keberadaan simbol dan detail yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
2. Teori Konflik dan Alienasi oleh Karl Marx
Teori konflik menurut Karl Marx menjelaskan tentang peran konflik dalam memicu terjadinya suatu perubahan.
Nah, konflik ini muncul secara konsisten selama masa revolusi sosial akibat adanya antagonis kelas.
Baca Juga: Bagaimana Melakukan Penelitian dan Penulisan Sejarah? Materi Sejarah Kelas X
Teori konflik menjadi lebih menarik melalui konsep borjuis dan proletar yang dikemukakan oleh Marx.
Munculnya teori ini akibat dari adanya konsep kaum borjuis yang menindas kaum proletar.
Kaum borjuis dianggap sebagai kaum revolusioner yang menggunakan kekuasaannya dalam berbagai hal yang bisa berdampak pada perilaku diktator dengan mengeksploitasi kaum-kaum proletar.
Sementara teori alienasi menjelaskan tentang hilangnya kendali seseorang akan hidupnya.
Hal ini diakibatkan dari kontrol yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kuasa.
3. Teori Fungsionalisme oleh Emile Durkheim
Diketahui dalam teori fungsionalisme, Durkheim melakukan pengkajian terkait konsep tatanan sosial dan melihat bagaimana masyakat bisa hidup secara harmonis melalui konsep tersebut.
Teori fungsionalisme menjelaskan pemikiran Durkheim melalui pendekatan sistem.
Pendekatan ini mengibaratkan masyarakat sebagai organisme hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Organisme hidup menyatu dalam suatu tatanan sistem yang masing-masing organ memiliki fungsi sendiri dan tidak bisa dipisahkan dengan yang lainnya.
"Ada tiga teori dasar sosiologi, yaitu teori interaksionisme simbolik, teori konflik dan alienasi, serta teori fungsionalisme."
Baca Juga: Pengertian Periodisasi Sejarah serta Tujuan dan Prinsipnya, Materi Sejarah Kelas X
Itulah informasi tentang teori dasar sosiologi, materi Sejarah kelas X.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan ilmu sosiologi? |
Petunjuk: Cek di halaman 1. |
Tonton video ini, yuk!
Source | : | kemdikbud.go.id |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR