Akhirnya, pada 16 Agustus 1945 Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta dan diminta bertemu Kepala Departemen Urusan Umum Pemerintahan Militer Jepang, yaitu Mayor Jenderal Otoshi Nishimura.
Nishimura menjelaskan bahwa ia sudah tidak bisa membantu Indonesia karena Jepang harus mempertahankan status quo-nya.
Setelah dari rumah Nishimura, Soekarno dan Hatta langsung menuju rumah Laksamana Maeda.
Seluruh anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), maeda, dan miyoshi sudah ada di sana.
Sedangkan di luar rumah para golongan muda sudah menunggu hasil perundingan yang berlangsung di dalam.
Kemudian Soekarno, Hatta, Subardjo, Sukarni, dan Sayuti Melik pergi ke sebuah kamar kecil.
Di kamar itulah mereka berbincang dan merumuskan teks ringkas tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sebenarnya, naskah proklamasi sudah pernah dibuat pada tanggal 22 Juni 1945.
Akan tetapi, keempat orang tersebut tidak ada yang membawanya saat itu.
Hingga kemudian Soekarno meminta Hatta untuk menyusun teks ringkas naskah proklamasi.
Hal ini dilakukan karena menurut Soekarno bahasa Hatta adalah yang terbaik.
Baca Juga: Dampak Peristiwa Rengasdengklok bagi Bangsa Indonesia, Materi Sejarah Kelas XI Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR