adjar.id - Kerajaan Mataram Kuno memiliki beberapa peninggalan berupa prasasti, salah satunya Prasasti Canggal.
Prasasti ini ditemukan di Gunung Wukir dan Desa Canggal, Kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah.
Masyarakat di sana menyebut prasasti ini dengan sebutan Prasasti Sanjaya atau Prasasti Gunung Wukir.
Hal ini karena Prasasti ini berangka tahun 654 Saka atau 732 Masehi atau dibuat ketika Raja Sanjaya memerintah Kerajaan Mataram Kuno.
O iya, Prasasti Canggal ini ditulis dengan menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Fungsi dari Prasasti Canggal ini adalah untuk memperingati pendirian lingga di atas Bukit Sthringga.
Lingga ini didirikan sebagai raja syukur karena Raja Sanjaya bisa membangun kembali kerajaan dan bertakhta dengan aman.
Nah, berikut sejarah dan isi Prasasti Canggal.
"Prasasti Canggal dibuat pada masa pemerintahan Raja Sanjaya, yaitu sekitar tahun 654 Saka atau 732 Masehi."
Prasasti Canggal berupa batu berwarna kuning kecokelatan yang berbentuk persegi empat pipih dengan bagian tepi yang sudah diratakan.
Permukaan bidang yang berisi tulisan juga isinya sudah ditarakan dan diupam, sedangkan bagian atasnya dibentuk lengkungan kurawal.
Baca Juga: Isi Prasasti Kalasan, Peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno
Prasasti Canggal ketika ditemukan pada tahun 1879, kondisinya terbelah menjadi dua bagian.
Pecahan pertama ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir, sementara pecahan terbesar ditemukan di Desa Canggal di kaki gunung.
Prasasti Canggal diidentifikasi sebagai prasasti tertua kedua di Pulau Jawa setelah Prasasti Tuk Mas.
Setelah berhasil ditemukan dan disatukan, saat ini Prasasti Canggal disimpan di Museum Nasional, Jakarta.
"Prasasti Canggal ditemukan pada tahun 1879 di dua tempat, yaitu di halaman Candi Gunung Wukir dan di Desa Canggal."
Prasasti Canggal menjadi sumber sejarah yang penting, sebab berisikan tentang kehidupan awal Kerajaan Mataram Kuno.
Dalam prasasti itu juga dijelaskan bahwa yang menjadi raja awalnya adalah Sanna.
Sanna kemudian digantikan oleh Sanjaya anak dari Sannaha yang berasal dari Galuh.
Nah, isi Prasasti Canggal, yaitu sebagai berikut:
1. Bait 1 tentang pembangunan lingga oleh Raja Sanjaya di atas bukit.
2. Bait 2 sampai 6 tentang pemujaan terhadap Dewa Siwa, Brahmana, dan Wisnu.
Baca Juga: Sistem Pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno
3. Bait 7 tentang Jawa yang sangat makmur, kaya akan tambang emas dan menghasilkan padi.
Pulau Jawa didirikan candi Siwa untuk kebahagiaan penduduk dengan bantuan dari penduduk Kunjarakundesa.
4. Bait 8 sampai 9 tentang Jawa yang dahulu diperintah oleh Raja Sanna yang sangat adil, bijaksana, perwira perang, dan murah hati ke rakyatnya.
Saat meninggal dunia negara berkabung karena sedih kehilangan pelindung negara.
5. Bait 10 sampai 11 tentang pengganti Raja Sanna adalah putranya yang bernama Sanjaya yang diibaratkan sebagai matahari.
Kekuasaan tersebut tidak langsung diberikan kepada Sanjaya, akan tetapi melalui saudara perempuannya, yaitu Sannaha.
6. Bait 12 tentang keamanan, ketenteraman, dan kesejahteraan negara.
Rakyat bisa tidur di tengah jalan tanpa takut akan pencuri atau kejahatan lainnya. Rakyat juga dapat hidup dengan senang.
Prasasti ini juga menceritakan tentang Raja Sanjaya yang memerintahkan untuk mendirikan sebuah lambang Siwa atau lingga di Kunjarakunja.
Kunjarakunja bisa diartikan sebagai tanah dari pertapaan kunjara yang didefinisikan sebagai tempat pertapaan Resi Agastya dari India Selatan.
Pendirian linggi ini dilakukan sebagai rasa syukur bahwa Sanjaya sudah bisa membangun kembali kerajaan dan bertakhta dengan aman setelah berhasil mengalahkan musuh-musuhnya.
Baca Juga: Raja Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah dan Jawa Timur
"Prasasti Canggal mengisahkan tentang pemerintahan Raja Sanna dan Raja Sanjaya yang berhasil membuat rakyat sejahtera."
Itulah penjelasan tentang sejarah dan isi Prasasti Canggal yang merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.
Coba Jawab! |
Kapan Prasasti Canggal dibuat? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
---
Sumber: Buku Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi 2017 karya Restu Gunawan, dkk.
Tonton juga video ini, yuk!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR