adjar.id - Sistem kepercayaan atau agama yang dianut oleh manusia ternyata sudah ada sejak zaman praaksara.
Sistem kepercayaan di Indonesia pada zaman praaksara, yaitu animisme dan dinamisme.
Setelah masuknya agama Hindu dan Buddha, kepercayaan tersebut lama kelamaan hilang.
Nah, berdasarkan bukti peninggalannya, masyarakat pada masa praaksara sudah mengenal sistem kepercayaan sejak zaman Neolitikum.
Hal ini bisa ditelusuri dari konsep dan karakteristik sistem kepercayaan melalui artefak zaman Neolitikum, Adjarian.
Pada zaman tersebut, berkembang kebudayaan Megalitikum yang berkaitan erat dengan eksistensi sistem kepercayaan manusia purba saat itu.
Kebudayaan Megalitikum adalah suatu kebudayaan dan tradisi manusia purba yang menghasilkan berbagai batu besar untuk kepentingan religius.
Hasil kebudayaan Megalitikum ini bisa berupa dolmen, waruga, sarkofagus, menhir, dan punden perundak.
Hasil kebudayaan itulah yang bisa memberikan penjelasan mengenai sistem kepercayaan manusia pada saat itu.
Berikut gambaran mengenai sistem kepercayaan masyarakat praaksara.
"Sistem kepercayaan masyarakat sudah ada sejak zaman Neolitikum yang bisa dilihat dari peninggalan artefaknya."
Baca Juga: Mengenal Konsep Ruang pada Hunian Masyarakat Praaksara
Sistem kepercayaan pada masyarakat praaksara terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu:
Istilah animisme berasal dari bahasa Latin, yaitu anima yang artinya roh.
Animisme diartikan sebagai suatu sistem kepercayaan yang memuja roh nenek moyang dan makhluk halus.
Karakteristik manusia purba yang menganut kepercayaan animisme adalah mereka selalu meminta sesuatu dan memohon perlindungan kepada roh nenek moyang.
Misalnya mereka meminta kesehatan, keselamatan, kesuburan, dan lain sebagainya.
Dinamisme secara harfiah berasal dari bahasa Inggris, yaitu dynamic yang artinya kekuatan, daya, atau dinamis.
Dinamisme merupakan suatu kepercayaan terhadap benda-benda tertentu yang dianggap mempunyai kekuatan supranatural, seperti batu besar dan pohon besar.
Nah, unsur dinamisme manusia purba lahir dari adanya ketergantungan manusia terhadap kekuatan lain yang ada di luar dirinya.
Manusia purba mempunyai banyak keterbatasan, sehingga mereka membutuhkan pertolongan dari benda-benda yang dianggap mampu memberi keselamatan.
Totemisme adalah sistem kepercayaan yang menganggap bahwa tumbuhan dan hewan tertentu mempunyai kekuatan supranatural.
Kekuatan inilah yang kemudian akan memberikan keselamatan atau malapetaka bagi penganutnya.
Baca Juga: 3 Corak Hidup Masyarakat Praaksara
Manusia purba yang menganut kepercayaan ini cenderung akan mengeramatkan tumbuhan atau hewan tertentu.
Sehingga mereka tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi tumbuhan atau hewan tersebut.
"Sistem kepercayaan masyarakat praaksara terbagi menjadi animisme, dinamisme, dan totemisme."
Nah, itu tadi penjelasan tentang sistem kepercayaan masyarakat praaksara.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan animisme? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
---
Sumber: Buku Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi 2017 karya Restu Gunawan, dkk.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR