Oleh karena itu, wilayah Kerajaan Mataram Kuno mempunyai tanah yang subur dan cocok untuk kegiatan pertanian.
O iya, itulah alasan mengapa kehidupan ekonomi dari Kerajaan Mataram Kuno lebih mengarah kepada kegiatan di sektor agraris atau pertanian, Adjarian.
Sejak masa pemerintahan Rakai Kayuwangi, pemerintah Kerajaan Mataram Kuno sudah berusaha mengembangkan dan meningkatkan sektor pertanian.
Nah, selain bertani, mata pencaharian penduduk Kerajaan Mataram Kuno adalah perajin dan pedagang.
Pada masa pemerintahan Rakai Dyah Balitung, sektor perdagangan lebih mendapat perhatian.
Aktivitas perdagangan di Kerajaan Mataram Kuno dihubungkan melalui sungai Bengawan Solo.
Bahkan Raja Dyah Balitung membangun pusat perdagangan di sekitar sungai Bengawan Solo.
Penduduk Kerajaan Mataram Kuno tidak melakukan transaksi perdagangannya setiap hari.
Akan tetapi, transaksi perdagangan hanya dilakukan di hari-hari tertentu yang menjadi hari bertemunya pedagangan dan pembeli.
Selain menjual hasil produksi pertanian, masyarakat Kerajaan Mataram Kuno juga menjual hasil kerajinan tangan, pakaian, gula kepala, perkakas, kapur sirih, dan lainnya.
Menurut peninggalan sejarah Kerajaan Mataram Kuno, proses perdagangan di kerajaan tersebut bahkan dilakukan dengan pihak asing.
Baca Juga: Mengenal Silsilah Kerajaan Mataram Kuno
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR