adjar.id - Konflik sosial merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang tidak bisa dihindari.
Secara umum, konflik ini bersifat negatif karena ada kecenderungan pihak yang berkonflik berusaha untuk melenyapkan atau meniadakan lawannya.
Konflik bisa diartikan sebagai suatu perjuangan mendapatkan hal-hal yang langka, seperti nilai, kekuasaan, otoritas, status, dan lain sebagainya.
Maka dari itu, setiap pihak yang berkonflik akan menyingkirkan saingannya dengan berbagai cara agar bisa memenangkan konflik.
Nah, konflik sosial mengacu pada ketegangan atau pertentangan yang terjadi antara individu, kelompok, atau kelas sosial dalam masyarakat.
Konflik sosial dapat terjadi sebagai hasil dari perbedaan dalam kepentingan, nilai-nilai, tujuan, sumber daya, atau lainnya di antara pihak-pihak yang terlibat.
Konflik sosial dapat muncul dalam berbagai tingkatan, mulai dari konflik interpersonal antara individu hingga konflik antarbangsa yang melibatkan negara-negara.
Konflik sosial juga dapat berasal dari perbedaan agama, ras, etnis, gender, status sosial, atau faktor-faktor lain yang membedakan individu atau kelompok dalam masyarakat.
Upaya penyelesaian konflik dapat dilakukan melalui dialog, negosiasi, mediasi, atau rekonsiliasi, Adjarian.
O iya, berikut macam-macam penyebab konflik sosial menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker.
"Konflik sosial adalah pertentangan antaranggota masyarakat yang sifatnya menyeluruh dalam kehidupan."
Baca Juga: Apa Dampak Positif Konflik Sosial dalam Masyarakat?
Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker, konflik sosial disebabkan oleh:
Pada dasarnya setiap orang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Perbedaan inilah yang dapat memunculkan konflik sosial di masyarakat.
Adanya perbedaan pendirian dan perasaan dari setiap orang dirasa sebagai pemicu utama dari munculnya konflik sosial.
Misalnya, adanya kasus pertikaian yang terjadi karena rasa iri hati, dendam, dan lain sebagainya.
Perbedaan pendirian dan pemikiran umumnya muncul karena setiap orang mempunyai cara pandang yang berbeda-beda dalam menyikapi masalah yang sama.
Kebudayaan yang melekat dalam diri seseorang bisa memunculkan konflik sosial.
Hal ini tejadi ketika adanya benturan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.
Pada dasarnya pola kebudayaan yang ada dapat memengaruhi pembentukan dan perkembangan dari kepribadian seseorang.
Maka dari itu, kepribadian antara satu individu dengan individu lainnya berbeda-beda, Adjarian.
Misalnya, seorang yang tinggal di wilayah perkotaan akan memiliki kebudayaan yang berbeda dengan seseorang yang tinggal di daerah pegunungan.
Baca Juga: Gejala yang Menunjukkan Konflik Sosial, Materi Sosiologi Kelas 11 Kurikulum Merdeka
Perbedaan kepribadian ini akan membawa perbedaan pola pikir dan sikap dari setiap individu yang bisa menyebabkan terjadinya konflik antarkelompok kebudayaan.
Perubahan sosial yang terjadi dengan cepat untuk sementara waktu dapat mengubah nilai-nilai dalam masyarakat.
Hal inilah yang bisa memunculkan adanya perbedaan pendirian antargolongan dalam menyikapi perubahan sosial.
Kondisi dan situasi ini secara tidak langsung dapat memunculkan konflik sosial baru antarmasyarakat.
Misalnya, meningkatkan teknologi memunculkan tayangan khusus balita demi perkembangan intelektual bayi.
Akan tetapi perubahan ini memunculkan reaksi yang pro dan kontra dari masyarakat itu sendiri.
Umumnya kepentingan menunjukkan adanya kebutuhan atau keinginan terhadap suatu hal.
Seorang bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan kepentingannya demi mencapai kehidupan yang lebih baik dan sejahtera.
Maka dari itu, jika terjadi benturan antara dua kepentingan yang berbeda, bisa menyebabkan konflik sosial.
Misalnya benturan kepentingan yang terjadi antara buruh dan pengusaha.
Kepentingan buruh adalah untuk mendapatkan gaji sebagaimana mestinya setiap bulannya.
Baca Juga: 6 Dampak Konflik Sosial, Materi Sosiologi Kelas 11 Kurikulum Merdeka
Akan tetapi, perusahaan yang terus mengalami kerugian membuat perusahaan tidak dapat memenuhi kepentingan buruh tersebut.
Hingga akhirnya terjadilah konflik baru antara buruh dan perusahaan.
"Penyebab konflik sosial menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker, yaitu perbedaan antarorang, perbedaan kebudayaan, perubahan sosial, dan bentrokan kepentingan."
Nah, itulah beberapa penyebab konflik sosial menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker.
Coba Jawab! |
Apa bentuk upaya untuk menyelesaikan konflik sosial? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
---
Sumber: Buku Sosiologi untuk Kelas XI SMA/MA karya Vina Dwi Laning.
Tonton juga video ini, yuk!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR