Kesempatan inilah yang kemudian dimanfaatkan dengan baik oleh Belanda yang berambisi untuk menguasai Pulau Jawa.
Sejak itulah Kerajaan Mataram Islam dan VOC selalu terlibat dalam perjanjian yang kebanyakan merugikan kerajaan.
3. Negara yang Melepaskan Diri
Pemerintahan Sultan Agung berambisi untuk menyatukan tanah Jawa di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam.
Akan tetapi, setelah pemerintahan Sultan Agung, banyak usaha ekspansi dan perebutan kekuasaan di Jawa yang membuat sosial ekonomi penduduk menurun.
Akibatnya muncul ketegangan politik di dalam kerajaan ataupun di wilayah yang sudah ditaklukkan, yang memunculkan gerakan disintegrasi.
Kerajaan-kerajaan kecil banyak yang membuat gerakan pemisahan diri dari Kerajaan Mataram Islam yang tidak bisa dihentikan oleh raja-raja setelah Sultan Agung.
4. Perselisihan di Dalam Kerajaan
Adanya pengaruh dari Belanda memunculkan terjadinya perselisihan di dalam kerajaan antara pewaris takhta Kerajaan Mataram Islam.
Nah, adanya perselisihan tersebut dimanfaatkan Belanda untuk melemahkan Kerajaan Mataram Islam.
Belanda menerapkan taktik adu domba untuk memecah belah keluarga kerajaan sampai muncul pergolakan di dalam kerajaan.
Baca Juga: Daftar Raja Kerajaan Mataram Islam, Salah Satunya Memimpin Penyerangan ke VOC
Perselisihan ini mencapai puncak saat Perjanjian Giyanti ditandatangani pada 13 Februari 1755.
Dalam kesepakatan ini, Kerajaan Mataram Islam terbagi menjadi dua, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta.
Kasultanan Ngayogyakarta dipimpin oleh Hamengkubuwono I, sedangkan Kasunan Surakarta dipimpin oleh Pakubuwono I.
Pecahnya Kerajaan Mataram Islam menjadi dua ini menjadi akhir dari berdirinya Kerajaan Mataram Islam.
"Penyebab runtuhnya Kerajaan Mataram Islam, yaitu kemunduran sosial ekonomi, campur tangan Belanda, negara yang melepaskan diri, dan perselisihan di dalam kerajaan."
Nah, itulah beberapa penyebab runtuhnya Kerajaan Mataram Islam, Adjarian.
Coba Jawab! |
Kapan Kerajaan Mataram Islam runtuh? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
---
Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi 2017 karya Restu Gunawan, dkk.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR