Kondisi inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Sunan Prawoto sebagai putra sulung Sultan Trenggono untuk menggantikan posisi ayahnya.
Sunan Giri dan para sesepuh kerajaan sudah setuju jika Sunan Prawoto mengganti Sultan Trenggono sebagai raja Kerajaan Demak tahun 1546.
Akan tetapi, selama berkuasa, Sunan Prawoto lebih sibuk sebagai ahli agama dibandingkan menjadi pemimpin Kerajaan Demak.
Hal ini membuat daerah-daerah yang sudah dikuasai oleh Kerajaan Demak lama-kelamaan mulai melepaskan diri.
Hal tersebut kemudian menyebabkan Kerajaan Demak mengalami kemunduran.
Peristiwa inilah yang menjadi awal lahirnya perang saudara di dalam Kerajaan Demak antara Sunan Prawoto dengan sepupunya, yaitu Arya Penangsang.
Arya Penangsang adalah putra dari Pangeran Sekar Seda Lepen yang merupakan kakak kandung Sultan Trenggono.
Arya Penangsang menolak Sunan Prawoto sebagai raja karena rasa dendamnya terhadap kematian ayahnya.
Hingga kemudian, Arya Penangsang melakukan balas dendam dengan berusaha untuk merebut kekuasaan Kerajaan Demak.
Sejak tahun 1546 sampai 1549, terjadi perang saudara di Kerajaan Demak.
Perang Saudara ini berakhir ketika Sunan Prawoto harus mengakui kekalahannya dari Arya Penangsang.
Baca Juga: Daftar Raja Kerajaan Demak, Salah Satunya Raden Patah
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR