adjar.id - Tahukah Adjarian? Baru-baru ini di sosial media tengah ramai membicarakan kemunculan aurora di beberapa wilayah.
Muncul fenomena aurora borealis di belahan Bumi utara dan aurora australis di belahan Bumi selatan.
Aurora merupakan fenomena langit yang berupa cahaya yang berbentuk berkas, pita, atau tirai dan biasanya berwarna merah, ungu, dan hijau.
Bersumber dari kompas.com, badai Matahari yang menghantam Bumi pada 10-20 Mei 2024 menjadi yang terkuat dalam 20 tahun terakhir.
Badai Matahari adalah istilah yang merujuk pada kejadian saat aktivitas Matahari berinteraksi dengan medan magnetik Bumi.
Matahari merupakan bola gas yang menjadi pusat tata surya yang memancarkan panas dan cahaya ke Bumi.
Sebagian kandungan Matahari berupa hidrogen dan helium.
Nah, badai Matahari berkaitan langsung dengan peristiwa ledakan Matahari (solar flare) dan pelontaran material korona (Cornal Mass Ejection).
Menurut Badan Kelautan dan Atmosfer (NOAA) Amerika Serikat, badai Matahari seperti ini pernah terjadi pada Oktober 2003.
Lalu, benarkah kemunculan aurora akhir-akhir ini adalah dampak dari badai Matahari?
Peristiwa ledakan Matahari dan pelontaran material korona yang mencapai Bumi dapat berdampak langsung pada medan Bumi sehingga menyebabkan aurora.
Baca Juga: Mengapa Gerhana Matahari Total Tidak Boleh Dilihat secara Langsung?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR